Bobo.id - Teman-teman, apakah kamu pernah membaca dongeng atau cerita tentang putri duyung?
Putri Duyung diceritakan adalah seorang putri dari lautan yang memiliki ekor seperti ikan. Jadi, mereka memiliki lengan dan tangan seperti manusia, namun berekor seperti ikan.
Ada yang dikenal dari mitologi yang berasal dari Yunani Kuno, yaitu mitologi Oddysey.
Dalam mitologi ini, ada karakter yang bernama Siren dan digambarkan memiliki tubuh berbentuk burung.
Sehingga bergerak dengan cara terbang untuk mengganggu para pelaut.
Namun seiring berjalannya waktu, Siren kemudian digambarkan sebagai putri duyung yang memiliki ekor ikan.
Ada juga cerita yang berkembang, bahwa hewan dugong yang menjadi inspirasi legenda Putri Duyung.
Putri Duyung dan Dugong
Dilansir dari National Geographic, seorang tokoh penjelajah bernama Christoper Columbus menceritakan bahwa ia melihat tiga Putri Duyung, yang muncul dari laut.
Namun, dalam jurnal yang ditulis oleh Columbus, Putri Duyung yang ia lihat tidak secantik yang diceritakan banyak orang.
Namun, setelah banyak penelitian dilakukan, diketahui yang dilihat Columbus saat itu sebenarnya adalah dugong.
Baca Juga: Burung Mitologi yang Sering Muncul dalam Dongeng, Sudah Tahu?
Dugong dianggap seperti manusia karena memiliki kaki depan dengan lima tulang yang bentuknya menyerupai jari.
Selain itu, leher dugong juga memiliki kemampuan untuk memutar kepalanya seperti manusia.
Pada beberapa waktu yang lalu, ketika manusia menemukan kerangka duyung pertama kali, mereka segera menelitinya.
Ternyata kerangka tersebut diketahui adalah dugong, meskipun bentuk fisiknya seperti manusia, yaitu memiliki tulang leher, tulang punggung, dan tulang belikat.
Lady of The Sea
Pada tahun 1959, lukisan gua berusia 3.000 tahun menggambarkan duyung yang diterjemahkan sebagai Lady of The Sea.
Lukisan tersebut ditemukan di Gua Tambun, Malaysia, dan ditulis dengan bahasa Melayu.
Di Palau, dugong memaikan peran penting dalam upacara dan pengetahuan tradisional. Palau adalah negara di Pasifik yang terbentang di 340 pulau.
Dalam cerita yang digambarkan di papan kayu, dugong suka membantu para nelayan yang tersesat di lautan.
Sejak saat itu, dugong sering dikenal sebagai putri duyung yang membantu manusia.
Menurut Olympia E. Morei, direktur Museum Nasional Belau, orang Palau menghormati lingkungan dan makhluk hidup di sekitar mereka.
Sehingga, mereka percaya bahwa dugong dahulu adalah manusia, sama seperti yang diceritakan dalam legenda.
Saat ini, International Union for Conservation of Nature mencantumkan dugong sebagai hewan yang terancam punah.
Dugong hanya makan rumput yang tanaman laut lain. Ia tidak memakan ikan kecil yang sering ada di sekitarnya.
Bahkan dalam sehari, dugong mampu memakan 88 pon atau 40 kg rumput laut.
Karena jenis makanannya itu, dugong sering ditemukan di padang lamun atau padang rumput laut.
Dugong atau duyung adalah jenis hewan mamalia seperti paus. Hewan ini bernapas menggunakan paru-paru sehingga perlu sesering mungkin ke permukaan.
---
Kuis! |
Lukisan duyung di Malaysia ditemukan kapan? |
Petunjuk: Cek halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR