Bobo.id - Apakah teman-teman tahu apa saja bentuk partisipasi Indonesia dalam politik luar negeri bebas dan aktif?
Perlu diketahui, sejak 2 September 1948, Pemerintah Indonesia mengambil haluan bebas aktif untuk politik luar negerinya.
Politik yang bebas diartikan bahwa bangsa Indonesia bebas menentukan dan berhubungan dengan negara mana pun.
Kita tidak membatasi hubungan dengan bangsa-bangsa Eropa saja atau dengan bangsa Timur saja, tapi berhubungan dengan semua bangsa di dunia.
Aktif artinya bahwa bangsa Indonesia turut aktif dalam menciptakan perdamaian dunia.
Landasan dari jenis politik luar negeri ini secara ketat juga diatur di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar NKRI tahun 1945.
Lantas, apa saja bentuk partisipasi atau perwujudan Indonesia dalam politik luar negeri bebas dan aktif? Simak, yuk!
1. Menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung
Sebagai bangsa yang pernah dijajah, bangsa Indonesia memprakarsai diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika.
Saat itu Indonesia juga dibantu oleh negara lain yakni ada negara India, Pakistan, Birma, dan juga Sri Lanka.
Persiapan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika itu dilakukan di Colombo (Sri Lanka) dan di Bogor (Indonesia) pada 1954.
Baca Juga: Demokrasi Liberal: Pengertian, Ciri, Kelebihan dan Kekurangan, serta Daftar Negara yang Menganutnya
Dalam persiapan itu disepakati bahwa Konferensi Asia Afrika (KAA) akan dilaksanakan di Bandung pada 18-24 April 1955.
Konferensi yang diselenggarakan di Bandung itu menghasilkan 10 prinsip yang dikenal dengan nama Dasa Sila Bandung.
Sebagai informasi, Konferensi Asia Afrika di Bandung saat itu dihadiri oleh total 29 negara dari Asia dan Afrika, lo.
Kini, daerah tempat diadakannya Konferensi Asia Afrika di Bandung populer disebut dengan Jalan Asia Afrika.
2. Mendirikan gerakan Non Blok
Seusai Perang Dunia II, negara di dunia terbagi ke dalam dua blok, yaitu Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet.
Adanya dua kekuatan ini menyebabkan terjadinya Perang Dingin (Cold War) di antara kedua blok itu.
Akibatnya, suhu politik dunia menjadi memanas dan penuh dengan ketegangan-ketegangan.
Untuk mengatasi ketegangan Blok Barat dan Blok Timur, bangsa Indonesia pun memprakarsai didirikannya Gerakan Non-Blok.
Selain Indonesia, negara pemrakarsa gerakan Non-Blok ada Afghanistan, India, Republik Arab Persatuan (Mesir), dan Yugoslavia.
Gerakan Non Blok ini dibentuk atas dasar Dasa Sila Bandung atau hasil konferensi Asia Afrika di Bandung.
Baca Juga: 4 Fungsi Partai Politik dalam Negara Demokrasi, Mulai dari Sarana Komunikasi hingga Pengatur Konflik
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama Non Blok diadakan di Yugoslavia pada 1-6 September 1961. KTT ini dihadiri oleh total 25 negara.
Konferensi ini bertujuan untuk meredakan ketegangan dunia dan menunjukkan bahwa ada pihak ketiga yang berada di luar kedua blok itu.
3. Mengirimkan Misi Garuda
Politik luar negeri Indonesia menyatakan bahwa bangsa Indoesia akan senantiasa aktif dalam upaya menciptakan perdamian dunia.
Untuk mewujudkan misi ini, maka Indonesia mengirimkan misi perdamaian dunia dengan nama Pasukan Garuda.
Pasukan ini diperbantukan untuk PBB dalam usaha turut mendamaikan daerah-daerah yang sedang bersengketa.
Pada bulan Januari 1957 dikirimlah Pasukan Garuda I ke Timur Tengah di bawah Komando Kolonel Hartoyo.
Pasukan Garuda II kembali dikirimkan untuk mendamaikan situasi perang saudara di Kongo di bawah pimpinan Kolonel Prijatna.
Tak hanya sampai situ saja, Pasukan Garuda III pun dikirim ke Kongo yang dipimpin oleh Brigjen Kemal Idris.
Dalam setiap sengketa internasional yang menerjunkan PBB, Indonesia selalu siap sedia menjadi petugas misi perdamaian PBB melalui Pasukan Garuda.
Keikutsertaan Indonesia dalam Misi Perdamaian ini tergabung dalam Pasukan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB).
Baca Juga: 5 Bentuk Kerja Sama Indonesia dengan Negara Anggota ASEAN dalam Bidang Politik, Materi Kelas 6 SD/MI
Dalam pengiriman misi perdamaian ini, tentara dari Indonesia mendapat sambutan baik dari negara yang menerima.
Terakhir, Indonesia juga mengirimkan Kontingen Garuda IV ke Vietnam sebagai pasukan pemelihara kedamaian PBB pada 1970-an.
4. Menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia, bangsa Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1950.
Pada masa Orde Lama, Indonesia pernah menyatakan keluar dari keanggotaan PBB, yakni pada tanggal 7 Januari 1965.
Ini karena pada saat itu, politik luar negeri Indonesia sedang condong ke Uni Soviet, teman-teman.
Akan tetapi setelah zaman orde baru, Indonesia kembali menjadi anggota PBB pada tahun 1966.
5. Mendirikan ASEAN
Sebagai perwujudan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, Indonesia bersama dengan negara lain mendirikan ASEAN.
ASEAN (Association of The South East Asian Nations) merupakan organisasi negara-negara di Asia Tenggara.
Organisasi ini dibentuk untuk memakmurkan seluruh negara di Asia Tenggara melalui berbagai kerja sama.
Kerja sama yang dilakukan hingga saat itu, seperi kerja sama di bidang politik dan keamanan, ekonomi, sosial dan budaya, hingga pendidikan.
6. Menjalin Kerja Sama dengan Negara di Dunia
Politik luar negeri yang bebas dan aktif memberikan kesempatan kepada bangsa Indonesia melakukan hubungan dengan negara lain.
Oleh karena itu, Indonesia menjalin hubungan baik di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, hingga pendidikan.
Indonesia tak membatasi diri dengan negara blok barat saja maupun blok timur saja, sehingga Indonesia menjadi anggota organisasi Internasional.
Dalam organisasi Internasional, Indonesia tergabung dalam:
- APEC (Asia Pasific Economic Community)
APEC ialah forum kerja sama ekonomi antara enagara-negara Asia dengan negara-negara Pasifik.
Forum ini didirikan pada tahun 1989 atas gagasan negara ASEAN dengan negara-negara lainnya, termasuk Indonesia.
- Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
Pada tahun 1967, Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia ikut dalam pendirian OKI.
Baca Juga: Proyek Kerja Sama ASEAN di Bidang Ekonomi, Pendidikan, dan Budaya
Hal ini dirasa penting bagi Indonesia dan terdapat dampak OKI bagi Indonesia sehingga negara kita tetap tergabung di dalamnya.
Nah, itulah enam bentuk partisipasi politik luar negeri yang bebas aktif. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk teman-teman, ya.
(Penulis: Sarah Nafisah)
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan politik yang bebas? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR