Bobo.id - Batuk dan bersin merupakan salah satu jenis penyakit yang mudah menyerang tubuh atau menular dari satu orang ke orang lain.
Sebagai contoh gangguan pernapasan, umumnya batuk dan bersin menjadi cara tubuh mengeluarkan zat dan partikel dari dalam saluran pernapasan.
Namun, mengapa batuk dan bersin ini mudah menular, ya? Yuk, cari tahu fakta penting dan menarik dari dua kondisi tersebut!
Batuk
Dilansir dari Livescience, batuk khas dimulai dengan napas dalam, diikuti dengan kompresi udara di paru-paru, kemudian terjadi ledakan saat udara dipaksa keluar.
Ketika manusia mengalami batuk, ia dapat mengeluarkan udara sekitar tiga perempat botol soda dua liter.
Selain itu, saat batuk ada sekitar 3.000 tetesan kecil air liur yang dikeluarkan setiap satu kali batuk.
Kecepatan droplets atau tetesan air tersebut mencapai 50 mil per jam atau 80 kilometer per jam!
Nah, tetesan air yang keluar ini biasanya bercampur dengan lendir yang membawa virus, sehingga bisa menular dengan cepat ke orang lain.
Batuk yang terjadi sesekali tergolong normal, karena membantu menggerakkan dahak yang bertugas menjaga saluran napas agar tetap lembap.
Namun, jika batuk berlangsung lama dan tidak segera sembuh, maka harus segera mendapatkan perawatan dan pengobatan dari dokter.
Baca Juga: Fungsi Organ Pernapasan Manusia, Mulai dari Hidung Hingga Diafragma
Ada dua jenis batuk yang bisa kita alami, yaitu batuk kering dan batuk berdahak.
Batuk berdahak disebabkan oleh adanya infeksi oleh virus dan bakteri yang masuk ke saluran pernapasan.
Ketika saluran terinfeksi, maka tubuh akan memproduksi lebih banyak lendir. Sedangkan batuk kering tidak menghasilkan dahak dan lendir, dan bisa berlangsung lebih lama.
Dorongan terjadinya batuk kering biasanya akibat rasa gatal di tenggorokan.
Bersin
Bersin adalah kondisi ketika tubuh merespons benda asing yang masuk melalui hidung, karena bantuan dari saraf-saraf yang ada di hidung.
Ketika ada benda asing masuk, hidung kita akan merasakan gatal, dan sesaat kemudian terjadilah bersin.
Tidak hanya kuman atau virus, aroma terlalu kuat dan alergen juga bisa menyebabkan bersin.
Ini merupakan peran saraf sensorik di dalam hidung, yang memberikan sinyal pada silia agar dapat mengusir benda itu keluar.
Silia adalah bulu-bulu halus pada rongga hidung yang berfungsi untuk menyaring udara.
Dilansir dari Alodokter.com, saat bersin setidaknya 100 ribu kuman dan virus dapat tersebar ke udara dengan kecepatan 160 km per jam.
Baca Juga: 4 Organ Pernapasan Amfibi dan Penjelasan Mekanisme Pernapasannya
Inilah bahaya tidak menutup hidung dan mulut ketika bersin, karena bisa menularkan beragam virus dengan cepat ke lingkungan sekitar.
Namun, bersin tidak boleh ditahan agar tidak keluar, teman-teman.
Bersin terjadi dengan melibatkan banyak organ lain. Kita tahu bahwa hidung terhubung dengan organ lainnya, seperti mata, mulut, dan telinga.
Nah, menahan bersin akan menimbulkan terjadinya cedera pada beberapa bagian tubuh. Saat bersin sengaja ditahan, tekanan udara pada rongga wajah akan meningkat.
Tekanan udara yang meningkat berisiko menyebabkan pembuluh darah kecil pada hidung, mata, dan gendang telinga akan pecah.
Jika pembuluh darah pecah, maka akan mengeluarkan darah dalam bentuk bintik merah pada mata, mimisan, hingga telinga berdarah.
Sedangkan pada otot diafragma, menahan bersin akan menimbulkan cedera yang berbahaya.
Otot ini juga berperan dalam proses batuk, muntah, dan bersin. Oleh karena itu, jika bersin ditahan, akan berakibat buruk juga terhadapa otot diafragma.
---
Kuis! |
Berapa kecepatan bersin? |
Petunjuk: Cek halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | livescience |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR