Setelah lulus dari MULO, Letnan Jenderal Suprapto melanjutkan pendidikannya ke AMS (setingkat SMA) di Yogyakarta dan lulus tahun 1941.
Pada tahun yang sama, pemerintah Hindia Belanda pun mengumumkan milisi sehubungan dengan pecahnya Perang Dunia Kedua.
Saat itulah, Letnan Jenderal Suprapto masuk pendidikan militer Koninklijke Militaire Akademie di Bandung.
Letnan Jenderal Suprapto tidak bisa menyelesaikan pendidikan militernya karena Jepang sudah lebih dulu menduduki Indonesia.
Oleh Jepang, Letnan Jenderal Suprapto ditawan dan dipenjarakan, namun ia berhasil melarikan diri dari rumah tahanan.
Letnan Jenderal Suprapto pun kembali ke kampung halamannya di Purwokerto untuk mengikuti kursus.
Di Purwokerto, Letnan Jenderal Suprapto mengikuti kursus Cuo Seinen Kunrensyo atau Pusat Latihan Pemuda.
Ia mengikuti kursus itu karena ia merasa tertarik terhadap masalah sosial, terutama yang berhubungan dengan pemuda.
Dalam kegiatan bidang sosialnya ini, Letnan Jenderal Suprapto bertemu dan berkenalan dengan Soedirman, seorang pemimpin muda.
Keduanya memiliki pemikiran yang sama terkait bagaimana cara untuk memajukan pemuda. Keduanya menyumbangkan tenaga di bidang yang sama.
Selain aktif dalam kegiatan sosial, Letnan Jenderal Suprapto juga mengikuti organisasi bentukan Jepang: keibodan, seinendan, dan suisyintai.
Baca Juga: Jadi Pahlawan Revolusi Termuda, Ini Biografi Singkat, Jasa, dan Penghargaan Pierre Tendean
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR