Bobo.id - Gurun pasir yang kebanyakan kita ketahui adalah tempat yang panas, kering, dan tidak ada tumbuhan.
Bahkan, kumpulan pasirnya bisa terbawa angin hingga membentuk bukit pasir dan permukaan yang bergelombang (erg).
Suhu gurun pasir pun panas pada siang hari dan dingin pada malam hari, sehingga perbedaan suhu yang mencolok dapat membuat bebatuan mudah lapuk.
Gurun pasir atau padang pasir adalah ekosistem terkering yang ada di Bumi, wilayah gurun setidaknya hanya menerima curah hujan sekitar 250 milimeter per tahunnya.
Meskipun jadi tempat terkering dengan curah hujan yang sangat rendah, namun salju pernah turun di wilayah gurun pasir lo.
Hal ini seperti yang terjadi pada Gurun Sahara, yaitu gurun pasir terbesar di dunia yang ada di sebelah utara Benua Afrika.
Tapi, kenapa salju bisa turun di gurun pasir, ya? Padahal tempatnya sangat panas dan kering.
Untuk mengetahuinya kenapa salju bisa turun di Gurun Sahara, simak penjelasan berikut, yuk!
Gurun Sahara Bersalju
Terakhir diketahui pada Januari 2022 salju turun di Gurun Sahara. Namun, sebelumnya salju juga pernah turun di Gurun Sahara pada tahun 1979, 2017, 2018, 2021, lo!
Meskipun fenomena ini tidak biasa karena gurun pasir adalah tempat yang panas, tetapi hujan salju bisa saja terjadi di wilayah gurun.
Baca Juga: Tak Hanya Kaktus, Ternyata 7 Tumbuhan Ini juga Bisa Hidup di Wilayah Gurun yang Gersang
Salju yang turun di Gurun Sahara pada 2022, tercatat suhu gurun biasanya sekitar 58 derajat Celcius di Kota Ain Sefra, Aljazair.
Tapi pada saat salju turun, suhunya turun menjadi –2 derajat Celcius.
Bagaimana Salju Bisa Turun di Gurun Pasir?
Hujan salju sangat jarang di gurun pasir, karena tidak ada air yang cukup untuk menguap dan membentuk awan hujan.
Namun, salju bisa turun di gurun pasir, karena adanya perbedaan besar antara suhu gurun pada siang hari dan suhu malam hari yang bisa sangat dingin.
Akibatnya, tekanan tinggi dari udara dingin berpindah ke gurun, sehingga suhu gurun turun lebih rendah daripada biasanya.
Lalu, agar salju dapat terbentuk diperlukan dua sifat cuaca yang berbeda, yaitu suhu dingin dan udara lembap.
Jadi, salju terbentuk dari sirkulasi udara yang ada di atmosfer dan suhu permukaan gurun pasir.
Jika suhu dingin dan udara lembap bertemu di gurun pasir, maka kemungkinan akan menurunkan hujan.
Namun, jika suhu dingin pada permukaan gurun pasir dan udara lembap di atmosfer bertemu, serta bergerak ke atas.
Maka akan makin mendingin, mengembun, dan membeku, hingga akhirnya turun salju.
Baca Juga: Bagaimana Oasis Terbentuk di Tengah Gurun Pasir? Ini Penjelasannya #AkuBacaAkuTahu
Hujan Salju di Gurun Sahara Disebabkan Perubahan Iklim
Tapi, salju turun di Gurun Sahara bukanlah pertanda baik, lo. Karena hal ini juga dipengaruhi karena perubahan iklim dunia.
Tidak hanya Gurun Sahara saja yang mengalami perubahan iklim yang tidak biasa.
Saat ini, wilayah Amerika Utara juga mengalami musim dingin yang panjang, Eropa jadi lebih hangat, dan Arktik juga makin hangat.
Apalagi, belum ditemukan catatan sejarah yang membuktikan kalau Gurun Sahara pernah mengalami hujan salju sebelum tahun 1979.
Jadi, perubahan iklim menyebabkan cuaca yang tidak pernah diduga sebelumnya pada suatu wilayah.
Tentu fenomena salju turun di Gurun Sahara tidak bisa diprediksi.
Sedangkan, menurut penelitian diperkirakan Gurun Sahara makin luas, karena sisi pegunungan di Sahel makin kering.
Nah, itulah penyebab kenapa bagaimana salju bisa turun di gurun pasir, mulai dari bertemunya suhu dingin dan udara lembap, hingga perubahan iklim yang harus diwaspadai.
Baca Juga: Ciri Khas Flora yang Tumbuh Di Gurun, Salah Satunya Berdaun Jarum
---
Baca Lagi: |
Gurun Sahara Bersalju (halaman) |
Bagaimana Salju Bisa Turun di Gurun Pasir? (halaman) |
Hujan Salju di Gurun Sahara Disebabkan Perubahan Iklim (halaman) |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Keren! Anak-anak Jenius Ciptakan Kota Ramah Lingkungan Lewat Game di National Coding Competition 2024
Source | : | theconversation,Firstpost.com |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR