Bobo.id - Tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi.
Biasanya hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah di atas 140/90, dan dianggap parah jika tekanan di atas 180/120.
Menurut WebMD, tekanan darah tinggi sering kali tidak menunjukkan gejala.
Seiring waktu, jika tidak diobati, dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti penyakit jantung dan stroke.
Pola makan sehat dengan sedikit garam, olahraga rutin, dan konsumsi obat dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Tekanan darah tinggi tidak hanya terjadi pada orang dewasa, teman-teman.
Anak-anak juga berisiko tinggi mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Tekanan darah tinggi juga bisa menimbulkan penyakit jantung, gangguan ginjal, dan stroke.
Tekanan darah tinggi pada anak bisa disebabkan karena kondisi seperti kelainan jantung, penyakit ginjal, kondisi genetik, atau kelainan hormonal.
Dilansir dari Alodokter.com, penyebab tekanan darah tinggi pada anak juga berupa obesitas dan pola makan yang buruk.
Berdasarkan faktor penyebabnya, hipertensi pada anak juga dibedakan menjadi:
Baca Juga: 6 Penyebab Gagal Ginjal Kronis yang Harus Diwaspadai, Apa Saja?
Hipertensi primer terjadi dengan sendirinya, tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi.
Jenis tekanan darah tinggi ini lebih sering terjadi pada anak berusia enam tahun ke atas.
Penyebab hipertensi primer adalah:
- kelebihan berat badan atau obesitas
- memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi
- memiliki gangguan diabetes tipe 2
- kadar kolesterol tinggi
- konsumsi garam terlalu banyak
- sering terpapar asap rokok
Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis lainnya yang sering terjadi pada anak di bawah usia enam tahun.
Penyebab hipertensi sekunder antara lain:
Baca Juga: 7 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Pengidap Darah Rendah, Salah Satunya Gorengan
- gagal ginjal kronis
- penyakit ginjal polikistik
- penyakit jantung, seperti penyempitan aorta jantung
- gangguan hormonal berupa tumor langka di kelenjar adrenal
- penyempitan pembuluh darah arteri ke ginjal (stenosis arteri ginjal)
- gangguan tidur, terutama apnea tidur
- efek samping obat-obatan tertentu.
Menurut Kompas, tekanan darah tinggi pada anak tidak memiliki gejala yang khusus.
Namun, ada gejala berikut yang muncul jika tekanan darah anak sudah terlampau tinggi, yakni:
- sakit kepala berulang
- kejang
Baca Juga: 5 Makanan yang Baik untuk Pulihkan Tekanan Darah Rendah, Salah Satunya Telur
- muntah
- sakit di area dada
- detak jantung kencang
- sesak napas.
Berikut ini adalah cara mengatasi tekanan darah tinggi pada anak-anak seperti kita, yakni:
- melakukan perubahan pola makan menjadi lebih sehat
- aktif berolahraga
- tidak mengonsumsi terlalu banyak garam dan gula
- rutin makan sayur dan buah
Tekanan darah tinggi pada anak ini juga sangat berbahaya dalam menganggu tumbuh kembang tubuh kita, teman-teman.
Itulah kenapa kita sering diingatkan agar tidak jajan sembarangan.
Baca Juga: Bisa Buat Sering Pingsan, Ini 4 Cara Tepat Atasi Tekanan Darah Rendah
Sebab, dalam jajanan anak-anak, terkandung garam dan gula yang sangat tinggi.
Jika kita mengonsumsinya terlalu banyak, maka akan berakibat buruk pada tubuh kita.
Akibatnya, kita bisa terkena tekanan darah tinggi, diabetes, hingga gagal ginjal, lo.
Yuk, mulai sekarang kita perhatikan kesehatan tubuh!
Jangan jajan sembarangan, ya.
Baca Juga: Tidak Selalu Menyehatkan, Ini 5 Bahaya Konsumsi Madu Berlebihan
----
Kuis! |
Apa bedanya hipertensi primer dan sekunder? |
Petunjuk: cek di halaman 2-3! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Khusus di bulan Oktober 2022, ada diskon 10% untuk berlangganan semua majalah dari Media Anak Grid Network - Kompas Gramedia.
Untuk langganan:
Majalah Bobo: https://bit.ly/PROMOBOBOOKTOBER
Majalah Bobo Junior: https://bit.ly/PROMOBOJUNOKTOBER
Majalah Mombi SD: https://bit.ly/PROMOMOMBISDOKTOBER
Majalah Mombi TK: https://bit.ly/PROMOMOMBIOKTOBER
Source | : | WebMD,alodokter,Kompas |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR