- VOC diperbolehkan melakukan monopoli perdagangan lada di Banten dan para pedagang lain harus diusir.
- Jika perjanjian dilanggar, Banten harus membayar 600.000 ringgit kepada VOC.
- Pasukan Banten yang menguasai daerah pantai dan pedalaman Priangan harus ditarik.
Meski perjanjian ini diketahui sangat melemahkan dan merugikan Kesultanan Banten, Sultan Haji tetap menerimanya.
Pertemupuran Sengit
Setelah perjanjian antara Sultan Haji dan VOC dilakukan, pertempuran antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji dimulai.
Pertempuran pun berlangsung sangat sengit karena Sultan Ageng Tirtayasa tidak berhenti melakukan perlawanan terhadap putranya yang dibantu VOC.
Namun, pada akhirnya, Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap oleh VOC dan dipenjara di Batavia sampai tutup usia pada 1692.
Setelah sang ayah ditangkap, keinginan Sultan Haji untuk naik takhta Kesultanan Banten pun berhasil tercapai. Ia berkuasa sejak 1683-1687.
Sayangnya, masa kekuasaan Sultan Haji menandai kemunduran Kesultanan Banten karena perjanjian dengan VOC sangat merugikan kerajaan.
Nah, itulah penjelasan terkait konflik yang terjadi antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji. Semoga bisa bermanfaat untuk teman-teman, ya.
Baca Juga: Cari Jawaban IPS, Bagaimana Bentuk Peninggalan Masa Islam yang Masih Ada Hingga Sekarang?
Source | : | Kompas.com,Media Indonesia |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR