Bobo.id - Teman-teman, masih ingatkah kamu apa saja kebijakan yang dilakukan pada masa demokrasi terpimpin?
Di masa demokrasi terpimpin, kondisi Indonesia baru merdeka dan belum stabil secara politik maupun ekonomi.
Namun, ada satu kebijakan Soekarno pada masa demokrasi terpimpin yang memberikan perubahan besar bagi Indonesia, yaitu proyek mercusuar.
Apa yang dimaksud dengan proyek mercusuar? Yuk, cari tahu kunci jawaban pertanyaan tersebut dari penjelasan berikut!
Definisi Proyek Mercusuar
Proyek mercusuar merupakan proyek pembangunan ibu kota negara supaya Indonesia makin diperhatikan oleh pihak luar negeri.
Soekarno membangun proyek ini agar dapat memfasilitasi Ganefo (Games of the New emerging Forces) sebagai tandingan Olimpiade.
Selain itu, Proyek Mercusuar bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia adalah negara yang besar.
Permulaan Proyek Mercusuar yaitu sejak ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games pertama tahun 1962.
Untuk mendukung penyelenggaraan Asian Games, maka lahirlah bangunan-bangunan yang menjadi Proyek Mercusuar Soekarno.
Sebab, Asian Games termasuk acara olahraga terbesar benua Asia yang diikuti 17 negara.
Baca Juga: 20 Contoh Perilaku Demokrasi oleh Pelajar di Lingkungan Sekolah
Empat tahun sejak pertunjukan Dewan Federasi Asian Games tanggal 25 Mei 1958, Presiden Soekarno mulai memperbarui Jakarta.
Beberapa gedung yang dibangun dalam proyek ini, antara lain gedung DPR, MPR, DPD DKI Jakarta, GBK, Hotel Indonesia hingga Monas.
Contoh Proyek Mercusuar
1. Stadion Gelora Bung Karno (GBK)
Presiden Soekarno memiliki ide untuk membangun Stadion Senayan atau GBK dengan konsep kemegahan dan kekokohan, karena melihat kemegahan Stadion Lenin, Moskow.
Rancangan Stadion GBK ini dikerjakan oleh LS Tyatenko, yakni arsitek yang mengerjakan desain Stadion Lenin.
Secara keseluruhan, pembangunan kompleks olahraga Senayan ini menelan biaya hingga 12,5 juta dollar AS.
2. Hotel Indonesia
Proyek Mercusuar yang kedua adalah Hotel Indonesia yang dibangun untuk menyambut Asian Games 1962.
Hotel Indonesia menjadi hotel berbintang pertama yang dibangun di Jakarta dengan 14 lantai menjulang ke atas.
Proyek Pembangunan Hotel Indonesia ini dibiayai dengan dana hasil Perjanjian Pampasan Perang dari Jepang yang resmi dibuka tanggal 5 Agustus 1962.
Baca Juga: Apa Perbedaan Demokrasi Klasik dan Demokrasi Modern? Materi PPKn
3. Jembatan Semanggi
Demi mengantisipasi kemacetan lalu lintas saat Asian Games berlangsung, Soekarno membangun Jembatan Semanggi.
Soekarno memilih nama Semanggi karena bentuk jembatan yang dibangun oleh Menteri PU Ir. Sutami yang menyerupai daun Semanggi.
Jembatan Semanggi ini diklaim sebagai cloverleaf bridge terbesar di Asia Tenggara yang diresmikan tahun 1962.
Cloverleaf bridge adalah persimpangan dua tingkat yang semua belokan ditangani oleh jalan selip.
Pembangunan ini bertujuan untuk dua jalan raya beroperasi tanpa dihentikan oleh lampu lalu lintas.
4. Monumen Selamat Datang
Patung Selamat Datang dibuat oleh Edhie Sunarso tahun 1961 sebagai bentuk simbolis penyambutan para tamu mancanegara.
Dalam rangka Asian Games, para atlet dianjurkan menginap di Hotel Indonesia. Nah, untuk menyambut tamu-tamu inilah, dibangun Monumen Selamat Datang.
Tinggi patung dari kepala sampai kaki sekitar 5 meter, sedangkan keseluruhan tinggi kaki hingga tangan melambai mencapai 7 meter.
Pembuatan patung ini membutuhkan waktu hingga satu tahun, sehingga peresmian baru dilakukan pada tahun 1962.
Baca Juga: Kenapa Demokrasi Terpimpin Tidak Sejalan dengan Prinsip Demokrasi?
5. Monas
Presiden Soekarno memerintah pembangunan Monas pada tanggal 17 Agustus tahun 1961.
Monumen Nasional ini dirancang oleh tiga arsitek Indonesia, yakni Soedarsono, Frederich Silaban, dan Ir. Soekarno.
Soekarno ingin Monumen Nasional berada tepat di depan Istana Merdeka sebagai simbol perjuangan rakyat.
Pengerjaannya melalui tiga tahap, pertama pada 1961-1965, kedua periode 1966-1968 serta tahap ketiga pada 1969-1976.
6. Gedung DPR/MPR
Proyek mercusuar terakhir adalah pembangunan Gedung DPR/MPR. Pembangunan ini resmi dibuka tanggal 8 Maret 1965.
Pembangunan gedung ini dimaksudkan untuk gelaran Conference of the New Emerging Forces (Conefo) pada tahun 1966.
Gedung DPR/MPR ini resmi dibuka melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 48.
----
Kuis! |
Apa peristiwa yang mendorong Soekarno membuat kebijakan Proyek Mercusuar? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR