Latar Belakang Perang Bone
Perang Bone ini terjadi bermula dari Gubernur Jenderal van der Capellen datang ke Makassar untuk melakukan pembaharuan Perjanjian Bongaya.
Perjanjian Bongaya merupakan perjanjian damai yang dilakukan Kesultanan Gowa di Makassar dengan pihak VOC yang menjajah Indonesia sebelum Belanda datang.
Setelah Indonesia diambil alih Belanda, Perjanian Bongaya itu dianggap kurang sesuai.
Dari semua kerajaan di Makassar, Kerajaan Bone lah yang dengan tegas melakukan penolakan untuk mengubah Perjanjian Bongaya.
Selain menolak, Kerajaan Bone juga mencoba membujuk kerajaan lain yang ada di Makassar untuk menolak kekuasaan Belanda di Sulawesi Selatan.
Usaha Bone dalam mengajak kerajaan lain untuk menentang Belanda membuat bangsa penjajah ini menjadi marah.
Hal inilah yang membuat munculnya Perang Bone di Sulawesi Selatan saat itu.
Perang Bone
Dengan penolakan tersebut, van der Capellen kembali ke Batavia untuk menyiapkan hukuman bagi Kerajaan Bone.
Belanda pun mengirim Letnan Kolonel Hubert Joseph Jean Lambert de Stuers untuk datang ke Sulawesi Selatan pada 15 Juli 1824.
Baca Juga: Penyebab dan Strategi Perlawanan Pangeran Diponegoro Terhadap Penjajah, Materi PPKn
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR