Bobo.id - Bumi tempat kita tinggal dan berpijak sudah mengalami bencana alam besar berkali-kali.
Sebagian memang disebabkan oleh alam, namun ada juga yang terjadi karena ulah manusia, seperti saat terjadi banjir.
Namun, pernahkah teman-teman mengira bahwa bencana alam ternyata tidak hanya terjadi di Bumi?
Yap! Sejumlah planet bahkan hingga satelit di tata surya juga sempat mengalami bencana yang lebih ekstrem dari Bumi, lo.
Nah, kali ini Bobo akan menjelaskan peristiwa dan bencana ekstrem yang pernah terjadi di tata surya. Simak, yuk!
1. Badai 16.000 Kilometer di Jupiter
Badai-badai besar di Bumi memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan makhluk hidup yang terdampak.
Namun, ternyata badai terbesar yang ada di Bumi bahkan tidak lebih besar daripada badai di Jupiter, lo.
Di Jupiter, kita bisa menemukan badai raksasa yang ukurannya sekitar 16.000 kilometer atau 1,3 kali lebih lebar dari Planet Bumi.
Badai Jupiter yang disebut dengan Great Red Spot ini diketahui memiliki kecepatan 430 hingga 680 kilometer per jam, teman-teman.
Meski kecepatannya tetap, ukurannya berubah jauh. Pada 1873 lebarnya 40.000 km, sedangkan pada April 2017 ukurannya menyusut pada 16.350 km.
Baca Juga: Meski Dekat dengan Bumi, Venus Tak Bisa Dikunjungi Manusia, Ini Alasannya
2. Petir di Saturnus 10.000 Kali Lebih Kuat dari Bumi
Menurut Livescience, petir yang terjadi merupakan salah satu kekuatan alam terbesar di planet kita, Bumi.
Namun, di Planet Saturnus, petir berkekuatan 10.000 kali lebih kuat dari Bumi bisa terlihat dan terdengar saat kita di ruang angkasa.
Pesawat ruang angkasa NASA Cassini, yang mengorbit Saturnus dari 2004 hingga 2017, dapat melihat kilat di Saturnus pada siang hari.
Ini menunjukkan bahwa petir tersebut berarti sangat kuat, melebihi kekuatan petir yang terjadi di Bumi.
Bahkan, pesawat Cassini pernah mendengar badai Saturnus yang diketahui membentang lebih dari 300.000 kilometer mengelilingi hampir seluruh planet.
Biasanya, badai ini terjadi di belahan utara dan berlangsung selama berbulan-bulan. Hingga saat ini tidak ada yang tahu pasti apa penyebabnya.
Namun, para ahli menduga bahwa Matahari menyebabkan perubahan atmosfer di Saturnus kemudian memicu Great White Spot.
3. Badai Matahari
Matahari memang memberikan banyak manfaat bagi manusia dan kehidupan di Bumi, namun ketika badai Matahari terjadi, apa dampaknya?
Badai Matahari diketahui dapat merusak satelit yang mengawasinya, kadang-kadang juga menyebabkan Bumi harus mematikan listrik sementara.
Baca Juga: Mengenal Bintang Paling Tua Methuselah, Benarkah Usianya Lebih Tua dari Alam Semesta?
Pada tahun 1859, badai Matahari dapat menyebabkan gangguan komunikasi telegraf secara global.
Di tahun 1989, semburan dari badai Matahari merusak transmisi tenaga listrik, yang menyebabkan pemadaman bagi 6 juta orang di Bumi selama 9 jam.
4. Badai dengan Kecepatan 400 km/jam di Venus
Di Planet Venus, terdapat pusaran besar seukuran Benua Eropa yang berputar-putar di atmosfernya.
Atmosfer di Venus bergerak dengan kecepatan 400 km/jam atau 60 kali lebih cepat dari rotasi planet, menurut European Space Agency.
Venus juga merupakan planet terpanas di Tata Surya, meskipun letaknya tidak paling dekat dengan Matahari.
Sebagai informasi, suhu di Planet Venus bisa mencapai 465 derajat Celcius.
5. Neptunus dan Angin Tercepat di Tata Surya
Planet Neptunus merupakan planet yang letaknya paling jauh dari Matahari. Namun di sana terdapat angin tercepat di Tata Surya.
Pada ketinggian tertinggi planet ini, angin mencapai kecepatan lebih dari 2.100 kilometer per jam, atau 1,6 kali kecepatan suara.
Angin besar dan cepat ini juga menimbulkan berbagai badai, salah satunya bernama Great Dark Spot pada tahun 1989.
Baca Juga: Mengenal Titan, Bulan Terbesar Milik Saturnus yang Disebut sebagai Kembaran Bumi
Berbeda dengan Bumi yang badainya berputar berlawanan arah jarum jam, badai di Neptunus berputar searah jarum jam karena rotasi planet.
6. Badai Debu di Mars
Pada tahun 2018, badai debu besar melanda permukaan planet Mars, yang dikenal di Bumi dengan nama haboobs.
Badai ini terjadi setiap beberapa tahun di Mars, namun pada tahun 2018 termasuk badai terbesar yang pernah ada.
Badai debu ini diketahui terjadi karena Matahari yang memanaskan atmosfer planet, kemudian mengangkat debu dari tanah.
Selain badai debu, di Mars juga terdapat tornado mini yang dapat dilihat dari ruang angkasa.
Pada tahun 2012, Mars Reconnaissance Orbiter melihat tornado setinggi 800 meter dengan lebar 30 meter di Mars.
7. Hujan Metana di Titan
Titan merupakan bulan terbesar di planet Saturnus yang disebut-sebut sebagai benda paling misterius di Tata Surya.
Di Titan, hujan metana dengan tetesan yang bisa dirasakan karena turun sangat lambat dan gravitasi yang rendah.
Hampir sama dengan hujan yang terjadi di Bumi, metana di Titan juga dapat menguap dan membentuk awan.
Baca Juga: Mengenal Ganymede, Satelit Alami Jupiter yang Jadi Bulan Terbesar di Tata Surya
8. Erupsi Besar di Io
Tidak kalah dengan planet induknya, bencana alam ternyata juga bisa terjadi di satelit alami planet, lo.
Sebagai informasi, io adalah satelit terbesar ketiga yang diketahui memiliki lebih dari 400 gunung api aktif.
Gunung ini bisa meledak kapan saja dan membuat satelit satu ini penuh dengan lava yang mengalir di mana saja.
Salah satu alasan mengapa gunung di Io aktif adalah karena posisi satelit berada di antara Jupiter dan satelit alami lainnya.
Gravitasi Jupiter menarik Io untuk lebih dekat. Di waktu yang sama, satelit tetangganya juga menarik Io untuk mendekat.
Situasi ini menyebabkan inti satelit memanas dan memicu ledakan besar dari gunung berapi yang ada di permukaan.
Nah, itulah beberapa bencana alam yang bisa terjadi di planet maupun satelit tata surya. Semoga bisa menjawab rasa penasaranmu, ya.
Baca Juga: Dianggap Bisa Jadi Calon Pengganti Bumi, Ini Fakta Menarik Planet Mars
----
Kuis! |
Berapa kecepatan badai yang terjadi di Jupiter? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Live Science,European Space Agency |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR