Pangeran Taka mengikuti nasihat burung bulbul. Ia langsung menuju ke istana Raja Dompi, ayah dari Putri Hening. Ketika Raja Dompi bertemu Pangeran Taka, ia mencoba mencegah sang pangeran untuk bertemu putrinya.
“Ribuan pemuda telah mencoba membuat putriku bicara. Tapi semua sia-sia. Padahal aku sudah terlanjur berjanji. Siapapun yang bisa membuat putriku bicara, dia akan kuangkat menjadi penggantiku di kerajaan ini. Tetapi kalau gagal, ia harus dihukum kurungan dalam penjara bawah tanah,” kata Raja Dompi agak menyesal dengan janjinya itu.
Pangeran Taka telah bertekad untuk membuat Putri Hening bicara. Ucapan Raja Dompi tidak membuat ia mundur. Maka Raja Dompi lalu memanggil pengawalnya untuk membawa Pangeran Taka ke tempat Putri Hening.
Ketika malam tiba, pengawal Raja Dompi membawa Pangeran Taka ke ruangan milik Putri Hening. Pangeran Taka masuk ke dalam dan pengawal menunggu di luar.
Pangeran Taka meletakkan sangkar burung bulbul di bawah tiang lampu berdiri. Ia lalu melangkah mendekat ke kursi Putri Hening. Sang putri duduk diam dan tertutup kerudung tujuh lapis dari kepala sampai ke pinggangnya.
Pangeran Taka berlutut di depannya dan mulai berbicara. Pangeran Taka menanyakan keadaan sang putri. Ia juga bercerita tentang siapa dirinya dan berbagai hal lainnya. Seperti yang diduga, sang putri tidak menjawab sepatah katapun.
Pangeran Taka lalu berkata,
"Saya sudah bercerita banyak sekali, tapi Putri belum menjawab apapun. Baiklah, tidak apa-apa. Aku akan bicara pada lampu ini saja. Meskipun lampu tidak punya jiwa, mungkin dia lebih punya perasaan,” kata Pangeran Taka.
Sang pangeran lalu melangkah ke sudut ruangan dan menyapa lampu yang berdiri di sana.
"Hai, Lampu, bagaimana kabarmu?"
Tiba-tiba terdengar suara jawaban, “Cukup baik, Pangeran. Sudah bertahun-tahun tidak ada seorangpun yang bicara padaku. Aku sangat senang karena hari ini ada pangeran yang mengajakku bicara. Sebagai balas budi, maukah Pangeran mendengar ceritaku?”
Baca Juga: Dongeng Oki dan Nirmala: Akibat Tidak Mau Berbagi #MendongenguntukCerdas
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR