Bobo.id - Kita mengenal Gurun Sahara sebagai gurun pasir terbesar di dunia. Namun, gurun terpanas di dunia bukan Sahara, lo.
Gurun Sahara memang dikenal dengan suhu lingkungannya yang panas ketika siang hari.
Suhu lingkungan di sekitar Gurun Sahara bisa mencapai 100 derajat Fahrenheit atau 38 derajat Celcius di siang hari, selama musim panas.
Ternyata ada gurun lain yang suhu permukaannya lebih panas daripada Sahara, sehingga dijuluki sebagai gurun terpanas di dunia.
Gurun manakah yang lebih panas daripada Sahara? Yuk, cari tahu bersama!
Gurun Lut, Iran
Gurun Lut di Iran menempati posisi pertama sebagai tempat dengan suhu permukaan tanah tertinggi di dunia.
Suhu panas tanah di Gurun Lut kemungkinan disebabkan oleh udara panas yang terperangkap di atas bukit pasir, menurut Science Alert.
Pada tahun 2005 suhu di Gurun Lut mencapai titik tertingginya, yaitu 70,7 derajat Celcius.
Bahkan saking panasnya tempat ini, tidak hanya hewan dan tumbuhan yang tidak bisa hidup di tempat ini, bakteri pun juga tidak bisa bertahan hidup.
Panas Matahari yang diserap oleh permukaan berbatu Gurun Lut ini sangat banyak dan mudah, tapi hanya sedikit yang dipantulkan kembali.
Baca Juga: Bukan Pakai Hidung, 3 Hewan Ini Mencium Aroma dengan Cara yang Menarik
Panas Matahari ini kemudian tersimpan dengan baik di permukaan Gurun Lut yang juga didukung oleh warna tanah yang dimiliki Gurun Lut.
Karena semakin gelap permukaan tanah, maka akan semakin panas pula suhunya.
Suhu terpanas Gurun Lut ini didapatkan setelah dilakukan pengukuran suhu menggunakan satelit Landsat NASA selama 7 tahun, sejak 2003 hingga 2009.
Pengukuran suhu menggunakan satelit ini dapat memungkinkan menghitung suhu di tempat-tempat yang tidak terjangkau manusia, contohnya adalah Gurun Lut.
Berubah Dingin saat Malam
Seperti Indonesia saat musim kemarau, suhu permukaan gurun yang panas di siang hari dapat berubah menjadi dingin ketika malam tiba. Apa penyebabnya?
Dilansir dari Livescience, ternyata ada dua faktor yang memengaruhi perubahan suhu drastis pada gurun pasir, yaitu pasir dan kelembapan.
Faktanya, pasir tidak bisa menahan panas dengan baik. Jadi, ketika siang hari sinar matahari menghangatkan permukaan gurun, maka akan diserap dan langsung dilepaskan ke udara.
Pada siang hari, radiasi pasir akibat energi matahari dapat menyebabkan suhu udara naik. Namun, pada malam hari, radiasi tersebut akan dilepaskan ke udara.
Ketika malam, tidak ada sinar matahari, bukan? Artinya, tidak ada lagi energi panas yang disalurkan ke pasir, sehingga suhu pasir semakin dingin.
Selain itu, suhu di gurun adalah kering atau kelembapannya sangat rendah. Padahal air bisa menyimpan suhu panas.
Baca Juga: Punya Kapasitas Tak Terbatas, Ini 10 Fakta Otak Manusia
Di daerah dengan kelembapan udara yang tinggi, suhu panas di siang hari tidak langsung turun menjadi dingin ketika malam hari.
Sementara itu, gurun yang kelembapan udaranya sangat rendah, suhu udara di siang hari dan malam hari bisa berubah secara cepat.
Akibat perubahan suhu yang cepat dan drastis dalam satu hari, hanya ada hewan-hewan tertentu yang bisa beradaptasi dengan baik di wilayah gurun.
Hewan reptil adalah jenis hewan yang paling mudah ditemukan di gurun. Reptil memiliki kemampuan beradaptasi dengan cepat dengan suhu udara.
Ini karena hewan reptil adalah eksoterm, atau berdarah dingin. Hewan berdarah dingin mempunyai kemampuan mengubah suhu tubuhnya.
Artinya, ketika suhu lingkungan tinggi, maka suhu tubuhnya ikut meningkat. Sebaliknya, ketika suhu lingkungan rendah, maka suhu tubuh hewan tersebut menjadi turun.
----
Kuis! |
Berapa rata-rata suhu lingkungan Gurun Sahara di siang hari? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR