Bobo.id - Akhir tahun selalu menjadi musim penghujan di Indonesia, meskipun hujan tidak selalu datang setiap hari.
Hujan yang terjadi di Bumi disebabkan oleh siklus hidrologi, rangkaian peristiwa berulang yang mengakibatkan air di bumi tidak pernah habis.
Biasanya, hujan ditandai beberapa kondisi alam seperti langit mendung, suara guntur, atau udara yang lebih panas dari sebelumnya.
Namun, ada juga hujan yang datang secara tiba-tiba tanpa ditandai kondisi alam apapun. Bahkan, hujan turun secara mendadak di kala Matahari sedang bersinar terik.
Kenapa ada hujan yang terjadi saat panas terik? Yuk, cari tahu fakta menarik dan penjelasan ilmiahnya dari artikel ini!
Sun Shower
Dilansir dari eartheclipse.com, situasi ketika hujan turun dari langit yang tidak berawan serta Matahari masih bersinar terik dinamakan sun shower.
Fenomena sun shower terjadi karena angin kencang yang bertiup dari jarak jauh atau awan yang menghilang.
Ada dua penyebab terjadinya hujan tanpa awan mendung, teman-teman. Apa saja, ya?
Pertama, kehadiran angin padat menyebabkan hujan terjadi pada saat Matahari masih bersinar terik.
Sebelum terjadi hujan, biasanya awan akan berada di atmosfer dalam beberapa waktu untuk menyiapkan titik-titik air yang turun ketika hujan.
Baca Juga: Rawan Mengalami Sakit Flu, Ini 6 Tips Sehat Hadapi Musim Hujan
Namun, ada kalanya angin kencang bertiup dan membawa awan hujan yang sedang dipersiapkan di tempat lain, sehingga hujan turun di daerah yang tidak mendung.
Penyebab kedua yaitu awan hujan menghilang dengan cepat, sehingga kita tidak menyadari adanya awan hujan di langit.
Ini terjadi karena uap air yang menjadi pembentuk awan hujan tidak tersisa sama sekali, semua turun menjadi hujan.
Jadi, awan menghilang bersamaan dengan air yang turun ke permukaan bumi, teman-teman.
Suhu Udara Meningkat Sebelum Hujan
Teman-teman, pernahkah kamu menyadari bahwa beberapa saat sebelum hujan turun, udara di lingkungan menjadi panas. Mengapa hal itu bisa terjadi, ya?
Seperti pada proses hujan yang sudah tertulis di atas, tahap pertama terjadinya hujan adalah penguapan air di permukaan bumi.
Ketika menguap, diperlukan penyerapan energi dalam bentuk panas. Kemudian energi panas ini akan disimpan pada molekul air ketika berada di atmosfer.
Namun, ketika berada di ketinggian tertentu, molekul-molekul air ini suhunya bisa menurun, sehingga dapat membentuk awan.
Awan yang sudah terbentuk akan menetap di atmosfer. Sementara angin dan kestabilan tekanan udara akan menjaga awan tetap agar berada di atmosfer.
Nah, untuk mengubah energi panas menjadi air pada proses terjadinya hujan, molekul air yang berupa gas tadi harus mengeluarkan energinya kembali.
Baca Juga: Hujan Tak Bikin Kita Sakit, Lalu Kenapa Banyak yang Demam Setelah Kehujanan?
Ketika hal tersebut terjadi, awan akan mengeluarkan uap panasnya sebelum hujan turun. Itulah mengapa suhu udara di lingkungan kita terasa lebih panas ketika akan terjadi hujan.
Aroma Khas Hujan
Sesaat setelah hujan, kita sering menghirup aroma khas yang terasa saat hujan menyentuh tanah kering.
Aroma yang dihasilkan dari reaksi bertemunya air hujan dengan tanah kering ini dinamakan aroma petrikor.
Aroma petrikor sebenarnya berasal dari senyawa organik bernama geosmin, yang diproduksi oleh mikroba, termasuk bakteri Streptomyces.
Ketika bakteri Streptomyces ini mati, mereka mengeluarkan senyawa geosmin secara alami.
Kemudian, senyawa yang memiliki aroma khas ini akan dihembuskan ke udara, dan mendarat di permukaan batu dan tanah yang lain.
Pada saat terjadi hujan, tetesan air akan bertemu dengan senyawa ini, dan melepaskannya ke udara lagi, sehingga aroma ini bisa sampai ke hidung kita.
Aroma petrikor ini juga disukai kelompok arthropoda, karena dapat membuat mereka mendeteksi makanannya.
Hewan arthropoda yang tertarik dengan aroma ini akan mencari Streptomyces, dan menjadikan mereka makanannya.
----
Kuis! |
Ada berapa penyebab terjadinya hujan tanpa awan mendung? |
Petunjuk: cek di halaman 2! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR