Bobo.id - Gunung Marapi di Sumatra Barat dilaporkan sudah mengalami ratusan erupsi dalam beberapa hari terakhir.
Erupsi sendiri adalah proses pelepasan material yang berasal dari gunung api. Material itu bisa menyerupai lava, gas, abu, dan lain sebagainya.
Erupsi yang dikeluarkan bisa terjadi dalam dua jenis, yakni erupsi efusif maupun eksplosif, teman-teman.
Erupsi efusif terjadi ketika lava keluar secara perlahan dan mengalir tanpa diikuti dengan suatu ledakan.
Sementara itu, erupsi eksplosif adalah magma yang keluar dalam bentuk ledakan dan terbentuk endapan.
Pada Kamis (12/01) lalu, Gunung Marapi kembali mengeluarkan abu vulkanik yang terlihat dari Talao Mundam, Kabupaten Padangpariaman.
Erupsi Gunung Marapi dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih sekitar 1.000 meter di atas puncak, lo.
Sebelum teman-teman mengenal Gunung Marapi lebih jauh, kita cari tahu terlebih dahulu tentang kolom abu, yuk!
Apa Itu Kolom Abu?
Kolom abu adalah abu vulkanik dari erupsi gunung berapi. Kolom abu juga sering juga disebut dengan kolom erupsi.
Dalam kolom abu, terdapat asap vulkanik panas yang keluar saat gunung berapi erupsi atau meletus.
Baca Juga: Meskipun Merugikan Manusia, Ternyata Erupsi Gunung Api Bisa Bermanfaat bagi Bumi
Asap ini membentuk kolom yang membumbung tinggi sejauh ratusan meter sampai puluhan kilometer di atas puncak gunung.
Bahkan, dalam sebuah erupsi gunung berapi berkekuatan besar, kolom abu bisa keluar setinggi 40 kilometer.
Sebagai informasi, kolom abu erupsi gunung berapi ini terbentuk dalam aktivitas vulkanik eksplosif.
Artinya, bahan yang mudah berubah jadi gas dalam magma yang naik mengubahnya menjadi abu vulkanik halus dan batuan kasar.
Asap dan batuan ini dikeluarkan dengan kecepatan ratusan meter per detik, makanya bisa membumbung sangat tinggi.
Kolom abu ini akan berhenti naik ketika sudah mencapai ketinggian di mana udara di sekitar kolom abu tidak lebih padat dibandingkan kolom abu.
Mengenal Gunung Marapi
Gunung Marapi merupakan sebuah gunung berapi bertipe strato yang berada di Sumatra Barat, teman-teman.
Gunung Marapi terletak di tiga wilayah, yakni Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, dan Kotamadya Padang Panjang.
Tahukah teman-teman? Gunung ini diketahui sebagai gunung paling aktif yang ada di Pulau Sumatra, lo.
Gunung aktif lainnya di Pulau Sumatra, ada Gunung Dempo, Kerinci, Sinabung, Kaba, Peuet Sagoe, hingga Tandikat.
Baca Juga: 6 Jenis Bentuk Muka Bumi dan Hal yang Memengaruhi Perubahannya
Dilansir dari Kompas.com, ketinggian Gunung Marapi adalah 2.891,3 mdpl dengan beberapa bagian kawah.
Bagian kawah Gunung Marapi, antara lain Kaldera Bancah, Kapundan Tuo, Kabun Bungo, Kapundan Bongso, Kawab Verbeek atau Kapunden Tenga.
Karakter letusan Gunung Marapi berupa letusan eksplosif maupun efusif dengan masa istirahat rata-rata 4 tahun.
Namun, sejak awal tahun 1987 sampai saat ini, letusannya menjadi bersifat eksplosif dengan sumber letusan hanya berpusat di Kawah Verbeek.
Kalau Gunung Marapi meletus, biasanya disertai suara gemuruh dan beberapa material yang turun seperti abu, pasir, dan lapili.
Tak hanya itu, di beberapa waktu, letusan Gunung Marapi ini juga diikuti oleh material pijar serta bom vulkanik.
Potensi bahaya Gunung Marapi yang dapat mengancam keselamatan, terdiri dari awan panas, hujan abu lebat, pijar, dan lahar.
Sementara itu, kejadian aliran lava ini jarang mencapai lereng bawah yang berpenduduk sehingga tidak membahayakan.
Sejarah Letusan Gunung Marapi
Sejarah letusan Gunung Marapi tercatat sejak tahun 1807 yang serupa dengan letusan pada tahun 1822.
Pada 1822, terjadi kepulan asap hitam kelabu yang disusul leleran lava disertai sinar api merah tua dalam waktu seperempat jam.
Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Alami Letusan pada 4 Februari 2022, Ini Kondisi dan Statusnya
Setelah itu, terjadi asap dan awan debu selama setengah hari. Saat itu teramati juga sinar api yang terus menerus sampai esok hari.
Dilansir dari Kompas.com, oada tahun 1800-an, terjadi sekitar 17 letusan yang mulai pada tahun 1833 dan berakhir pada 1889.
Letusan berikutnya kembali terekam, yang diawali pada tahun 1916 hingga 1990. Total letusannya sebanyak 34 kali.
Sementara itu, letusan terbaru diketahui terjadi pada tahun 2005, 2006, 2017, hingga terakhir 2023.
Artinya, sejak letusan terakhirnya pada tanggal 4 Juni 2017, Gunung Marapi tidak lagi mengalami erupsi.
Pada saat letusan 2017, ketinggian asapnya mencapai 700 m. Usai 5 tahun berlalu, Gunung Marapi kembali meletus.
Status Gunung Marapi Saat Ini
Aktivitas vulkanik Gunung Marapi Sumatra Barat sejak Januari 2022 memang sudah cenderung fluktuatif.
Bahkan, sejak Agustus tahun 2011 hingga sekarang, gunung api ini bersstatus waspada atau level II.
Dengan status ini, masyarakat sekitar Gunung Marapi dilarang mendekat hingga radius tiga kilometer dari puncak.
Meski Gunung Marapi sudah mengeluarkan abu setinggi 1.000 meter, belum ada hujan abu di permukaan warga.
Sebelumnya, lontaran abu vulkanik tertinggi terjadi pada Rabu (11/01) dengan ketinggian hingga 800 meter.
Baca Juga: Seperti di Tonga, Indonesia Punya 6 Gunung Api Bawah Laut Besar yang Masih Aktif
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan erupsi? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR