Orang-orang Arab itu kemudian menyebarkan budaya hingga kuliner. Akhirnya, terciptalah berbagai kuliner perpaduan Arab dan Palembang.
Perpaduan kuliner itu menghasilkan makanan yang kaya aneka rempah dan beraroma kuat, salah satunya nasi minyak.
Nasi minyak yang sudah ada sejak tahun 1800-an ini memiliki rasa seperti masakan Timur Tengah dengan aroma yang kuat.
Nasi minyak mirip dengan hidangan Arab Saudi, yakni nasi kabsah. Hanya saja ada beberapa bahan yang berbeda karena penyesuaian.
Nasi yang dipakai untuk membuat hidangan nasi kabsa berasal dari basmati. Sedangkan nasi minyak berasal dari nasi putih.
Dilansir dari Kompas.com, awalnya nasi minyak adalah hidangan yang hanya disajikan untuk keluarga Kesultanan Pelambang Darussalam, lo.
Nasi minyak menjadi hidangan rutin Sultan Palembang yang dihidangkan setiap hari Jumat setelah salat Jumat.
Nasi minyak juga dihidangkan kepada tamu-tamu agung yang berkunjung ke Kesultanan Palembang Darussalam.
Seiring berkembangnya zaman, nasi minyak sudah bisa dinikmati berbagai kalangan dan menjadi makanan khas Palembang.
Kini, nasi minyak sering disajikan saat Idulfitri, Idul Adha, pernikahan, dan menjadi hidangan spesial saat bulan Ramadan.
Bagaimana Cara Membuat Nasi Minyak?
Baca Juga: Bisa Jadi Menu Bekal Praktis, Ini 4 Resep Nasi Kepal Spesial dengan Isian Daging yang Lezat
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | Kompas.com,Kumparan |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR