Ternyata untuk menggabungkan kayu-kayu dan bagian kapal, pembuat kapal pinisi menggunakan pasak kayu, sehingga bagian-bagian tersebut bisa menyatu.
Nah, pasak kayu yang digunakan untuk menyatukan kayu dan bagian kapal merupakan kayu sisa pembuatan kapal.
4. Sudah Digunakan Sejak Abad ke-14
Kapal pinisi sudah dibuat sejak ribuan tahun lalu. Catatan tentang kapal pinisi ada dalam naskah lontar La Galigo pada abad ke-14.
Alkisah, kapal pinisi pertama kali dibuat oleh Pangeran Sawerigading, Putra Mahkota Kerjaan Luwu.
Kapal itu digunakan untuk meminang Putri We Cudai ke Negeri Tiongkok.
Sekembalinya ke Luwu, kapal pinisi sang Putra Mahkota diterjang ombak hingga terbelah jadi tiga bagian.
Konon, bagian kapal itu terdampar di desa Ara, Tanah Beru, dan Lemo-Lemo. Kemudian penduduk di tiga desa itu menyatukan dan merangkai kepingan-kepingan kapal sehingga kembali membentuk kapal.
5. Masih Digunakan Sebagai Kapal Wisata
Kini kapal pinisi pun masih digunakan sebagai kendaraan wisata.
Bila teman-teman tertarik, kapal ini bisa disewa untuk perjalanan wisata dengan rute Taman Nasional Labuan Bajo, Bali, hingga Kepulauan Seribu.
Baca Juga: 8 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang Diakui UNESCO, Ada Wayang hingga Kapal Pinisi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR