Kemudian, salah satu bulan harus ada yang dibuat memiliki hari genap supaya jumlah harinya tetap 355.
Tapi ternyata kalender itu kurang sesuai dengan perubahan musim karena tidak berdasarkan waktu Bumi mengorbit Matahari.
Lahirnya Kalender Julian dan Tahun Kabisat
Setelah digunakan selama beberapa abad, kalender buatan Numa Pompilius malah membingungkan. Sebab, datangnya musim tidak sama setiap tahun.
Akhirnya 45 tahun sebelum Masehi, Raja Julius Caesar mengutus ahli untuk mengubah kalender Romawi menjadi kalender Matahari.
Yap! Kalender ini dibuat berdasarkan pergerakan Matahari dengan tujuan agar jatuhnya musim menjadi sama setiap tahunnya.
Setelah dilakukan banyak perubahan, kalender Julian pun memiliki 30 dan 31 hari untuk setiap bulan, kecuali bulan Februari yang memiliki 28 hari.
Saat itulah rata-rata hari dalam setahun adalah 365,25 hari.
Untuk menggenapkan hari menjadi 365, dibuatlah tahun kabisat setiap empat tahun sekali, teman-teman.
Untuk bisa membuat kalender yang sesuai di tahun berikutnya, pada 46 tahun sebelum Masehi, satu tahunnya memiliki 445 hari, lo.
Tahun kabisat ditambahkan karena Bumi mengelilingi Matahari selama kurang lebih 365,25 hari.
Baca Juga: 2020 Merupakan Tahun Kabisat yang Terjadi Setiap 4 Tahun Sekali, Mengapa Begitu?
Source | : | Kompas.com,Grid Kids |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR