Gerakan Rohanna Kuddus dalam bidang pendidikan dimulai saat ia kembali ke kampung halaman.
Ia mulai mengajarkan berbagai kerajinan tangan dan membaca Al Quran pada teman-teman perempuannya.
Sejak saat itu, Rohana Kuddus jadi memiliki tekat lebih kuat untuk memajukan kaum perempuan.
Perjuangan Ruhana Kuddus dalam memajukan perempuan dimulai dari mendirikan sekolah di Koto Gadang pada tahun 1905.
Tiga tahun setelah sekolah itu berdiri, Ruhana Kuddus menikah dengan seorang notaris yang sangat mendukung kegiatannya, yaitu Abdoel Koeddoes.
Setelah sekolah, Ruhana Kuddus tidak berhenti di situ, ia memutuskan untuk mendirikan sebuah perkumpulan pendidikan perempuan yang diberi nama Kerajinan Amai Setia (KMS).
Perkumpulan itu didirikan dengan tujuan untuk mengajarkan keterampilan di luar rumah tangga, termasuk membaca tulisan Jawa dan Latin.
Setelah empat tahun berdiri dan ada 60 siswa KMS mulai diakui oleh Belanda. Pengakuan itu membuat Ruhana Kuddus mulai bisa bekerja sama dengan Belanda.
Ia banyak mendapatkan kebutuhan menjahit untuk sekolahnya dari Belanda.
Selain sibuk dengan KMS, Ruhana Kuddus juga banyak menulis puisi serta artikel yang membawanya menjadi seorang jurnalis.
Ruhana Kuddus dengan keterampilan menulisnya mulai mendirikan surat kabarnya sendiri yang bernama Sunting Melayu pada tahun 1912.
Baca Juga: 7 Cara Menjadi Wartawan Andal dan Profesional yang Kamu Impikan
4 Perbedaan Gagasan Pokok dan Gagasan Pendukung, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR