Bobo.id - Jerapah dikenal sebagai hewan tertinggi di dunia karena tidak ada hewan yang tinggi tubuhnya dapat mengalahkan ketinggian jerapah.
Dilansir dari National Geographic, tinggi jerapah ketika dewasa dapat mencapai 4 sampai 6 meter lebih.
Kalau induk jerapah setinggi itu, kira-kira berapa ketinggian bayi jerapah, ya? Apakah bayi jerapah juga dapat disebut bayi hewan tertinggi di dunia? Yuk, cari tahu!
Tinggi Bayi Jerapah
Menurut a-z-animals.com, jerapah dewasa melahirkan dengan cara berdiri, sehingga bayi jerapah akan jatuh dari ketinggian 1,8 meter saat baru melihat dunia.
Namun, tidak perlu khawatir, ternyata bayi jerapah tidak akan terluka ketika terjatuh.
Mereka justru akan merespons kondisi tersebut dengan segera mengambil napas pertama mereka.
Selain itu, bayi jerapah juga sudah bisa berdiri dan berjalan sekitar satu jam setelah lahir, lo. Hebat bukan?
Nah, ketika berdiri inilah, manusia dapat mengukur tinggi tubuh bayi jerapah. Diketahui, tinggi bayi jerapah yaitu 6 kaki atau 1,8 meter!
Bayi jerapah juga disebut bayi raksasa, yang berat tubuhnya mencapai 220 pon atau hampir mencapai 100 kilogram.
Meski bisa langsung berjalan dalam waktu hitungan jam bahkan menit, bayi jerapah tetap membutuhkan beberapa jam untuk bisa berdiri tegak.
Baca Juga: 7 Fakta Mengejutkan tentang Dinosaurus yang Jarang Diketahui, Apa Saja?
Bisakah Bayi Jerapah Bersuara?
Kalau bayi manusia menangis saat baru saja lahir, apakah bayi jerapah juga mengeluarkan suara setelah keluar dari perut induknya?
Menurut banyak penelitian, suara bayi jerapah mirip seperti lenguhan sapi, yaitu "moo..", namun, bayi jerapah hanya melenguh ketika sedang dalam kondisi tertekan.
Saat tumbuh dewasa, jerapah akan mempelajari suara-suara baru yang misterius untuk berkomunikasi dengan kawanannya.
Dilansir dari Science Alert, para ilmuwan ternyata pernah menemukan bahwa jerapah bisa berkomunikasi dengan kawanannya di malam hari.
Bagi para ilmuwan, 'suara' tersebut adalah senandung yang mereka suarakan dengan frekuensi sangat rendah.
Setelah melakukan penelitian selama 1.000 jam dari tiga kebun binatang di Eropa, akhirnya sebuah tim dari Universitas Wina menemukan fakta menarik.
Penelitian tersebut menghasilkan penemuan bahwa jerapah hanya bersuara dengan frekuensi sangat rendah ketika malam hari.
Dengungan atau senandung ini berada pada frekuensi 92 Hz, artinya manusia masih bisa mendengarnya, namun suaranya sangat kecil.
Bayi Jerapah Tidur dengan Gaya Unik
Meski masih kecil, rata-rata bayi jerapah hanya tidur sekitar tiga atau empat jam semalam.
Baca Juga: Benarkah Bulu Kucing Bisa Beruban? Ternyata Ini Penjelasan Dokter
Ketika mereka hanya memiliki beberapa menit untuk tidur, maka bayi jerapah akan tidur dalam posisi berdiri.
Namun, saat waktu tidurnya cukup lama, maka mereka berbaring untuk beristirahat,
Lucunya, karena leher bayi jerapah sangat panjang, mereka justru menyandarkan kepala di bagian pantat, seolah menjadikannya bantal tidur.
Jadi, meskipun mereka tidur di atas tanah yang tidak empuk dan tidak nyaman, bayi jerapah masih dapat tidur nyenyak dengan bantal bawaannya.
Ada fakta menarik bahwa ternyata induk jerapah juga menitipkan anak-anaknya di sebuah kolam dengan beberapa jerapah dewasa.
Ini biasanya dilakukan induk jerapah ketika anaknya sudah berusia sekitar satu bulan.
Sementara induknya harus pergi menjelajah jauh untuk mencari makanan dan air, anak-anak jerapah akan dijaga babysitter.
Setelah malam tiba, induk jerapah akan kembali dan mengambil anaknya dari kolam untuk merawatnya sendiri.
----
Kuis! |
Berapa berat tubuh jerapah yang baru saja lahir? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Cara Bersikap terhadap Barang yang Dipakai, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Science Alert,National Geographic,a-z-animals.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR