Rukhayatul hilal adalah istilah bahasa Arab yang berarti pengamatan terhadap fase bulan baru, teman-teman.
Metode ini dilakukan dengan mengamati hilal (bulan sabit) setelah matahari terbenam pada akhir bulan Sya'ban (bulan sebelum Ramadhan).
Jika hilal terlihat, maka esok harinya dianggap sebagai 1 Ramadhan.
Metode ini dianjurkan karena banyak dilakukan oleh pemuka agama Islam sejak zaman dulu sesuai petunjuk nabi.
Namun, kekurangan metode ini adalah harus memerlukan kondisi langit yang cerah dan pemahaman yang benar tentang tata cara pengamatan hilal.
Sehingga, jika langit mendung atau hujan, maka pengamatan dengan metode ini akan terganggu.
Di beberapa negara, pihak berwenang seperti Kementerian Agama atau Dewan Islam setempat memberikan pengumuman awal bulan Ramadhan berdasarkan hisab atau rukyatul hilal.
Informasi ini bisa didapatkan melalui media massa atau situs web resmi.
Nah, pihak berwenang ini umumnya sudah menghitung hilal jauh sebelum datangnya Ramadhan.
Selain melakukan penghitungan dan pengamatan, ada juga cara yang menentukan 1 Ramadhan berdasarkan negara atau wilayah tertentu yang dianggap sebagai acuan.
Misalnya, jika Arab Saudi mengumumkan 1 Ramadhan, maka negara-negara lain mengikuti pengumuman tersebut.
Baca Juga: 7 Persiapan Menghadapi Puasa Ramadan 2023 untuk Anak-Anak
Source | : | Kompas.com,Kemenag.go.id |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR