Bobo.id - Gunung Merapi adalah salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Gunung Merapi terletak di bagian tengah Pulau Jawa.
Saat ini, ketinggian Gunung Merapi mencapai 2.930 mdpl. Namun, ketinggian ini bisa berubah seiring aktivitas vulkanik.
Baru-baru ini, Gunung Merapi menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik dan mengalami erupsi pada Sabtu (11/3) pukul 12.12 WIB.
Pada Sabtu, Gunung Merapi memuntahkan awan panas guguran ke arah barat daya, tepatnya ke arah Kali Bebeng dan Kali Krasak.
Awan panas guguran atau biasa disebut wedhus gembel adalah arus gas dan material semburan gunung bersuhu tinggi yang bergerak cepat.
Fenomena aliran gas dan material ini mengalir dengan kecepatan tinggi di sepanjang lembah gunung api dengan kecepatan rata-rata 100 km/jam.
Lalu, kira-kira apa yang menyebabkan Gunung Merapi mengalami erupsi, ya? Untuk mengetahui jawabannya, simak informasi berikut, yuk!
Penyebab Erupsi Gunung Merapi
Dilansir dari Kompas.com, erupsi Gunung Merapi dua hari yang lalu disebabkan oleh adanya longsoran kubah lava.
Sebagai informasi, Gunung Merapi memang mempunyai dua kubah lava yang sama-sama sedang tumbuh.
Kubah lava Gunung Merapi yang pertama berada di tengah kawah. Sementara itu, kubah lainnya ada di barat daya.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Gunung Kerinci, Salah Satunya Jadi Gunung Berapi Aktif Tertinggi di Indonesia
Berdasarkan foto udara, kubah lava tengah memiliki volume 2.267.400 meter kubik. Sementara kubah lava barat daya 1.598.700 meter kubik.
Kubah yang ada di barat daya ini berada di tempat yang cukup miring sehingga memungkinkan terjadinya runtuhan.
Dengan kondisinya yang tidak stabil ditambah adanya tekanan, membuat kubah lava ini bisa runtuh secara tiba-tiba.
Erupsi Gunung Merapi yang terjadi Sabtu kemarin juga merupakan yang terbesar kedua setelah erupsi yang terjadi pada 27 Januari 2021.
Hal ini membuat Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi menetapkan status siaga atau level III.
Penetapan status Gunung Merapi ini dilakukan karena potensi keluarnya magma dari dalam gunung api itu masih tinggi.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di daerah sekitar Gunung Merapi yang berpotensi berbahaya.
Erupsi Merapi ini sendiri berdampak daerah-daerah di sekitar Merapi, seperti Magelang, Wonosobo, Boyolali, berupa hujan abu.
Penyebab Umum Erupsi Gunung Berapi
Tahukah teman-teman? Erupsi yang terjadi pada gunung berapi ini bisa disebabkan oleh tiga kondisi yang ada di dapur magma.
Dapur magma disebut juga sebagai kantung magma, yakni sebuah ruang bawah tanah besar di bawah permukaan kerak bumi.
Baca Juga: Mengenal Marapi, Gunung Api yang Lontarkan Abu Vulkanik Setinggi 1.000 Meter
Dapur magma berisi batuan yang sudah mencair. Batuan itu mendapatkan tekanan yang besar dengan jangka waktu yang panjang.
1. Kondisi yang Terjadi di Bawah Dapur Magma
Hal pertama yang menyebabkan terjadi erupsi gunung berapi adalah kondisi yang terjadi di bawah dapur magma.
Kondisi yang dimaksud ini adalah terciptanya atau terbentuknya magma baru, yang disebabkan oleh proses tektonik.
Magma yang baru terbentuk ini nantinya akan bercampur dengan magma yang sudah ada sebelumnya, teman-teman.
Hal ini mengakibatkan gunung berapi mengalami kelebihan volume magma di bagian dapur magmanya.
Karena adanya kelebihan magma ini, maka tentu harus dikeluarkan, yang akhirnya membuat gunung berapi jadi mengalami erupsi.
2. Kondisi yang Terjadi di Dapur Magma
Selain kondisi yang terjadi di bawah dapur magma, kondisi yang terjadi di dapur magma juga memengaruhi proses erupsi gunung berapi.
Di dapur magma, cairan magma atau lava akan mengeras dan mengkristal, yang disebabkan karena penurunan suhu.
Nah, magma yang sudah mengeras ini tentu memiliki massa yang lebih berat dibandingkan dengan batuan panas yang masih dalam proses mencair.
Baca Juga: Cuaca sedang Panas Akhir-Akhir Ini, Apakah Pengaruh dari Erupsi Gunung Berapi?
Hal ini menyebabkan sisa magma jadi naik dan membuat tekanan di penutup ruang, yang merupakan puncak gunung api semakin bertambah.
Kalau hal ini terjadi, maka penutup gunung api tidak bisa lagi menahan tekanan dan membuat gunung api meletus hingga menyebabkan erupsi.
3. Kondisi di Permukaan Gunung
Faktor terakhir ini disebabkan oleh faktor eksternal atau faktor dari luar, bukan disebabkan oleh gunung berapi itu.
Salah satunya karena ada gerhana bulan dan gerhana matahari. Kondisi ini menyebabkan adanya perubahan pasang surut air laut.
Gunung berapi yang ada di tengah laut akan sensitif karena permukaan air yang naik saat terjadinya gerhana bulan maupun matahari.
Akibatnya, tekanan menjadi bertambah. Ketika tekanan semakin tinggi, gunung api akan cenderung mengalami erupsi.
----
Kuis! |
Apa |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com,itb.ac.id |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR