Bobo.id - Sabtu (11/3/2023) kemarin, Gunung Merapi mengalami erupsi dengan mengeluarkan awan panas guguran pada pukul 12.12 WIB.
Hingga Minggu (12/3/2023) pagi, erupsi masih kembali terjadi, abu vulkanik yang keluar dari kawah Merapi sempat menghalangi sinar Matahari di beberapa daerah di Magelang.
Adanya erupsi tersebut menyebabkan Kabupaten Magelang, Kota Magelang, dan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah terguyur hujan abu.
Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan saat ini, Senin (13/3/2023), Gunung Merapi berada di status siaga (level III).
Masih terlihat asap kawah utama yang berwarna putih berada di sekitar 50-100 meter dari puncak.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menjelaskan bahwa erupsi Gunung Merapi ini disebabkan oleh longsoran kubah lava barat daya.
Kubah lava yang ada di barat daya berada di tempat yang miring, sehingga posisinya yang tidak stabil ini berisiko mengalami runtuhan tiba-tiba.
Selain itu, erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada Sabtu kemarin merupakan yang terbesar kedua setelah erupsi yang terjadi pada 27 Januari 2021.
Lantas, mengapa setelah terjadi erupsi gunung berapi akan muncul hujan abu di wilayah yang terdampak?
Mari cari tahu proses terbentuknya hujan abu pada saat erupsi gunung api dari artikel berikut!
Dari Mana Hujan Abu Berasal?
Baca Juga: Cuaca sedang Panas Akhir-Akhir Ini, Apakah Pengaruh dari Erupsi Gunung Berapi?
Sebelum terjadinya hujan abu, gunung berapi yang erupsi akan mengeluarkan awan letusan dari dalam perutnya.
Awan letusan terbentuk dari abu dan gas panas yang naik dengan cepat membentuk kolom letusan yang menjulang tinggi.
Ketinggian awan letusan akibat gunung berapi ini dapat mencapai lebih dari 9.144 meter.
Menurut theguardian.com, awan letusan berbentuk abu muncul karena letusan magma cair menabrak udara dingin dan menghancurkan bebatuan.
Dilansir National Geographic, abu vulkanik dari awan letusan memiliki ukuran kecil dan kerapatan rendah, sehingga mudah terbawa angin hingga menempuh jarak yang jauh.
Ketika partikel gas dan debu vulkanik terbang terbawa angin, maka itu akan jatuh dengan ukuran lebih kecil, membentuk lapisan tipis, yang kemudian dikenal sebagai hujan abu.
Hujan abu merupakan partikel dari batu bergerigi kecil dan kaca alami yang diembuskan ke udara saat gunung api mengalami erupsi.
Hujan abu bisa terjadi di wilayah yang jauh dari lokasi erupsi karena mengikuti arah angin berembus.
Perlu teman-teman tahu, abu vulkanik yang turun ke permukaan tanah akibat erupsi ini berbeda dengan abu yang dihasilkan dari pembakaran kayu, teman-teman.
Partikel abu vulkanik sangat keras dan bergerigi, sehingga dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, paru-paru, dan gangguan pernapasan.
Tidak hanya berdampak pada manusia, hewan yang hidup di daerah tertutup abu vulkanik akan kesulitan mencari makanan dan air yang bersih.
Baca Juga: Ternyata Punya Air, Ini 5 Fakta Unik Planet Mars
Adakah Tanda Sebelum Erupsi Terjadi?
Mengetahui dampak bahaya erupsi gunung berapi mengingatkan masyarakat untuk terus waspada, terutama ketika gunung berapi telah berada pada status siaga.
Apakah kita dapat mengetahui tanda-tanda sebelum erupsi gunung berapi terjadi?
Dilansir dari sciencing.com, ada beberapa tanda yang dapat diamati sebelum gunung berapi akan mengalami erupsi.
Pertama, perubahan tanah meliputi pembengkakan, retakan, atau tenggelamnya tanah akibat pergerakan magma, cairan, gas, atau lempeng tektonik di bawah tanah.
Kedua, munculnya uap yang terlihat dari tanah karena pergerakan air panas, uap, atau gas di bawah tanah.
Ketiga, terjadi gempa vulkanik dengan intensitas kecing dan frekuensi sering.
Gempa vulkanik frekuensi rendah dihasilkan dari pecahnya batuan rapuh dan retaknya permukaan bumi akibat pergerakan cairan, magma, dan gas di bawah tanah.
Akan tetapi, ketiga hal tadi hanya dapat diamati secara rinci oleh ahli geologi dan pengamat bencana, teman-teman.
----
Kuis! |
Apa status Gunung Merapi hari ini? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Cara Bersikap terhadap Barang yang Dipakai, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | BPPTKG,National Geographic,The Guardian,Sciencing.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR