Bobo.id - Pada materi Ilmu Pengetahuan Sosial kelas 8 SMP, kita akan belajar tentang perjuangan bangsa Indonesia menggapai kemerdekaan.
Salah satu perjuangannya adalah berbagai perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia pada masa pendudukan Jepang.
Jepang mendarat pertama kali di Indonesia pada 11 Januari 1942, tepatnya di Tarakan, yang dulunya termasuk wilayah Kalimantan Timur.
Salah satu alasan Jepang menjajah Indonesia adalah untuk mendapat cadangan logistik dan bahan industri perang, seperti minyak Bumi.
Oleh Jepang, Jawa direncanakan sebagai pusat seluruh operasi militer di Asia Tenggara dan Sumatra sebagai sumber daya minyak utama.
Kebijakan penjajahan Jepang menyebabkan banyak kerugian hingga timbul perlawanan rakyat Indonesia terhadap pendudukan Jepang.
Melengkapi Tabel
Pada buku elektronik IPS kelas 8 SMP/MTS halaman 257, kita diminta melengkapi tabel perlawanan rakyat pada masa pendudukan Jepang.
Apakah teman-teman sudah menemukan jawabannya? Kali ini Bobo akan membantu dengan memberikan alternatif jawabannya. Simak, yuk!
1. Perlawanan Rakyat Aceh
Tokoh perlawanan: Tengku Abdul Jalil, seorang ulama yang berasal dari Cot Plieng Aceh.
Baca Juga: Bentuk Perlawanan Indonesia pada Kolonialisme dan Imperialisme Serta Faktor Kegagalannya
Latar belakang: Pada 9 Februari 1942, masyarakat menerima kedatangan Jepang karena sikapnya yang baik.
Oleh karena itu, rakyat Aceh pun tidak segan membantu dan ikut serta dalam program Jepang dalam membangun Aceh.
Sayangnya, setelah program Jepang itu terwujud, Jepang justru berbalik merendahkan dan menindas rakyat Aceh dengan kerja paksa.
Proses: Perlawanan rakyat Aceh dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil yang merupakan guru mengaji di Cot Plieng, teman-teman.
Jepang berusaha membujuk agar berdamai tetapi ditolak oleh Tengku Abdul Jalil hingga akhirnya Jepang melakukan serangan.
Serangan pertama pada 10 November 1942 gagal, begitu pula serangan kedua. Pada serangan ketiga, Jepang berhasil memadamkan perlawanan.
Akhir: Tengku Abdul Jalil gugur saat sedang melakukan ibadah pada serangan Jepang yang ketiga di Aceh.
2. Perlawanan Rakyat Singaparna
Tokoh perlawanan: K.H. Zainal Mustafa
Latar belakang: Jepang memaksa rakyat Singaparna untuk melakukan upacara Seikerei, menghormati Dewa Matahari dengan cara membungkuk.
Proses: K.H. Zainal Mustafa yang merupakan pimpinan pesantren meminta semua santri untuk mempertebal keimanan dan dilatih bela diri.
Baca Juga: Hak Tawan Karang dan Perlawanan Rakyat Bali pada Belanda, Materi PPKn
Karena penolakan masyarakat Singaparna, Jepang melakukan tindakan tegas dengan menyerang pesantren dan menangkap K.H. Zainal Mustafa.
Kekalahan perlawanan rakyat Singaparna tidak bisa dihindarkan. Rakyat Singaparna diketahui kalah dalam persenjataan.
Akhir: Rakyat yang melakukan perlawanan ditangkap dan dipenjarakan di Tasikmalaya lalu dipindahkan ke Jakarta.
Sementara itu, tokoh perlawanan yakni K.H. Zainal Mustafa dihukum mati dan dimakamkan di Ancol.
3. Perlawanan Rakyat Indramayu
Tokoh perlawanan: Kyai Arsyad
Latar belakang: Kewajiban rakyat Kaplongan yang harus menyetor padi ke Jepang dan hanya 2 gendeng (10 kilogram) untuk disimpan.
Proses: Karena rakyat tidak berani menolak aturan Jepang, maka Kyai Arsyad dengan terang-terangan menolak aturan Jepang itu.
Hal ini kemudian membuat perang antara rakyat Kaplongan melawan Jepang yang dibantu oleh polisi dan tentara pribumi.
Muncullah perlawanan rakyat di perbatasan Kecamatan Sindang dan loh Bener, Desa Cimpedet Arahan, Bugis Anjatan, dan lainnya.
Akhir: Jepang mengundang tokoh perlawanan dalam sebuah perlawanan. Namun, semua tokoh itu justru ditangkap saat memasuki Cirebon.
Baca Juga: 7 Bentuk Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Pendudukan Jepang, Materi IPS
4. Perlawanan Rakyat Dayak
Tokoh perlawanan: Pang Suma, Pang Rafi, Pang Iyo, dan Djampi
Latar belakang: Kebijakan romusha yang dibentuk oleh Jepang membuat banyak tenaga kerja tewas dan penangkapan keluarga kerajaan.
Proses: Terbunuhnya dua perwira Jepang membuat Jepang melakukan ekspedisi yang dipimpin oleh Letnan Takeo Nagatani.
Akan tetapi, rakyat Dayak mengumpulkan kekuatan untuk melawan Jepang yang dipimpin Pang Suma, Pang Rati, Pang Iyo, dan Djampi.
Ekspedisi ini disergap di Umbuan Kunyil dan Letnan Takeo Nagatani terbunuh oleh Pang Suma. Mereka kemudian menetap di Meliau.
Akhir: Untuk mempertahankan Meliau, Pang Suma dan Panglima Adat Dayak berjuang habis-habisan dalam menghalau serangan Jepang.
Pada akhirnya Pak Suma dan Panglima Adat lainnya gugur di pertempuran dalam mempertahankan Meliau, teman-teman.
5. Pemberontakan PETA
Tokoh perlawanan: Supriyadi.
Latar belakang: Keinginan rakyat Indonesia untuk merdeka.
Baca Juga: Mengapa Berbagai Bentuk Perlawanan Terhadap Belanda Sering Mengalami Kegagalan?
Proses: Perlawanan rakyat pada masa pendudukan Jepang ini terjadi pada tanggal 14 Februari 1945 dipimpin oleh Supriyadi (komandan pleton).
Pimpinan tentara Jepang menyerukan agar tentara PETA menyerah dan kembali ke kesatuan masing-masing.
Kurang lebih setengah pasukan Supriyadi kembali. Namun, Supriyadi dan sisa pasukannya tetap setia melakukan perlawanan terhadap Jepang.
Rakyat Jawa Timur itu membuat pertahanan di lereng Gunung Kawi dan Distrik Pare.
Akhir: Pemberontakan itu mengalami kegagalan karena persiapannya tidak matang dan rakyat tidak mendukung terhadap pemberontakan.
Nah, itulah alternatif jawaban melengkapi tabel perlawanan rakyat pada pendudukan Jepang. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya.
----
Kuis! |
Kapan pertama kali Jepang datang ke Indonesia? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com,gramedia.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR