Seorang sejarawan kuliner mengungkapkan bahwa budaya menyajikan aneka hidangan ini sudah dimulai sejak awal abad ke-20.
Saat Lebaran, biasanya orang Eropa akan memberikan kue kering kepada pribumi yang merayakan Idulfitri.
Hal ini juga berlaku sebaliknya. Saat Natal, warga pribumi akan mengirimkan makanan atau kue kering pada orang-orang Eropa.
Hal ini dilakukan rutin selama masa penjajahan hingga Indonesia merdeka. Dari sejarah inilah, tradisi mengirim makanan saat hari raya juga terbentuk.
Kue Kering Awet dalam Waktu Lama
Banyak dari antara kita yang bertanya-tanya bagaimana awal mula kue kering kerap dihidangkan saat Lebaran.
Awalnya, kue kering hanya boleh dinikmati oleh para bangsawan dan baru menyebar ke seluruh dunia lewat pedagang muslim.
Baru di abad ke-14, kudapan lezat ini boleh disantap oleh rakyat biasa dan sering dijadikan bekal saat bepergian.
Yap, betul sekali. Hal ini karena kue kering cukup awet disimpan dalam waktu cukup lama hingga berbulan-bulan.
Alasan inilah yang mendorong banyak masyarakat Indonesia sekarang memilih kue kering sebagai kudapan wajib menjamu tamu.
Dapat disimpan cukup lama dan kedap udara membuat kue kering menjadi pilihan kudapan praktis dan hemat biaya.
Baca Juga: 6 Kado Tahun Baru untuk Orang Tersayang, Sederhana dan Bermakna
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR