Saat Lebaran, opor ayam umumnya dihidangkan bersama dengan ketupat. Tak dipasangkan begitu saja, ternyata ada makna di baliknya.
Di hari biasa, opor ayam disajikan dan dihidangkan dengan nasi hangat. Nah, hal ini tentu berbeda di hari Lebaran.
Saat Lebaran, kita akan makan opor ayam dengan ketupat berbahan dasar beras. Hmm, mengapa seperti itu, Bo?
Perpaduan opor ayam ternyata tidak hanya sekadar cocok dari rasa, tapi ada kisah yang lekat dengan kebiasaan Nusantara.
Kisah kebudayaan inilah yang membuat kedua hidangan ini seakan tidak bisa terpisahkan, teman-teman.
Dilansir dari Kompas.com, ini berhubungan dengan kebiasaan orang Indonesia yang disebut 'otak atik gathuk'. Apa itu?
Kalimat 'otak atik gathuk' berasal dari bahasa Jawa, yang artinya mencocokkan sesuatu sebagai tanda pengingat suatu momen.
Ketupat sendiri merupakan singkatan dari laku papat, yang terdiri dari pikiran, rasa, sikap, dan perbuatan manusia.
Sementara opor berasal dari ajaran konsep kehidupan, yakni 'apura-ingapura' atau 'ngapuro' yang berarti maaf memaafkan.
Sementara itu, Lebaran diambil dari kata leburan, yakni peleburan dosa-dosa kita. Coba perhatikan ketiga makna kata itu.
Yap, ketiga kata itu memiliki asal kata yang saling berkaitan. Oleh karena itu, opor ayam dan ketupat selalu disandingkan saat Lebaran.
Baca Juga: Jadi Salah Satu Hidangan Wajib Lebaran, Bagaimana Cara Buat Opor Ayam Tidak Cepat Basi?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR