Bobo.id - Pada Selasa (25/4/2023) dini hari, Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat mengalami bencana tsunami setinggi 11 sentimeter, menurut laporan BMKG.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa gelombang tsunami tersebut muncul setelah guncangan gempa magnitudo 6,9 pada pukul 03.00 WIB.
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, gempa yang terjadi di Mentawai ini termasuk megathrust event.
Adapun gempa ini bisa dirasakan di Mentawai, Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam, Padang, Gunung Sitoli, Padang Panjang, Pesisir selatan, Lima Puluh Kota, Solok Selatan, Solok, Bukittinggi, Padang Sidempuan, dan Labuhan Batu Bengkalis.
Memangnya, gempa megathrust event itu apa, Bo?
Dilansir dari Science Alert, gempa megathrust terjadi di zona subduksi, di mana satu lempeng tektonik didorong ke bawah lempeng yang lain.
Subduksi adalah proses geologi yang terjadi karena adanya lempeng kerak samudra yang lebih tipis menunjam ke bawah terhadap lempeng kerak samudra yang lebih tebal.
Gempa memang memberikan dampak kepada daerah yang dipengaruhinya, misalnya terjadi retakan tanah, robohnya pohon, kerusakan bangunan, bahkan tsunami.
Bagaimana bisa gempa memicu terjadinya tsunami? Kita cari tahu penjelasan sains fenomena ini dari penjelasan berikut, yuk!
Gempa dan Tsunami
Menurut Live Science, ombak atau gelombang laut sebenarnya bergerak dengan kecepatan mencapai 805 kilometer per jam.
Baca Juga: Mengenal El Nino, Fenomena Penyebab Suhu Bumi Naik Makin Panas
Sedangkan tsunami adalah serangkaian gelombang ombak besar, yang keluar karena gempa bumi, letusan gunung berapi, tanah longsor, atau ledakan di bawah laut.
National Geographic mendefinisikan tsunami sebagai serangkaian gelombang ombak besar yang mengirimkan gelombang air, dengan rata-rata ketinggiannya mencapai 30,5 meter.
Saat terjadi gempa bumi, khususnya yang berpusat di bawah laut dan terletak di batas lempeng tektonik, maka akan memicu tsunami.
Ketika dasar laut di batas lempeng mengalami naik-turun akibat gempa, maka air di atasnya akan membentuk gelombang-gelombang besar.
Jadi, alasan mengapa gempa bumi dapat memicu terjadinya gelombang tsunami adalah karena pergerakan lempeng di bawah laut menyebabkan gelombang laut besar terbentuk.
Ini seperti saat kamu menuangkan air ke dalam gelas, kemudian kamu menggoyangkan dasar gelasnya, maka air di dalam gelas bisa ikut bergoyang.
Penyebab Tsunami
Selain gempa, ada hal lain yang menyebabkan terjadinya tsunami, misalnya tanah longsor bawah laut atau letusan gunung berapi.
Dilansir dari National Geographic, sekitar 80 persen tsunami terjadi di dalam 'Cincin Api' Samudra Pasifik, karena area ini aktif secara geologis.
Cincin Api adalah sebuah jalur berbentuk tapal atau sepatu kuda yang terdiri dari lebih dari 450 gunung berapi di tepi Samudra Pasifik.
Jalur Cincin Api terbentang sepanjang 40.000 kilometer dan 80% gempa bumi di dunia terjadi di wilayah ini, lo.
Baca Juga: Mengenal Circumhorizontal Arc, Fenomena di Awan yang Unik dan Menakjubkan
Cincin Api terbentuk dari pergerakan lempeng tektonik yang terus bergerak di wilayah Cincin Api ini.
Indonesia termasuk salah satu negara yang dilewati jalur Cincin Api dan memiliki hampir 130 gunung berapi aktif.
Maka dari itu, beberapa wilayah di Indonesia bisa berisiko mengalami tsunami jika gempa terjadi di bawah laut.
Fakta Tsunami
Tsunami biasanya terdiri dari serangkaian gelombang yang kadang kala juga disebut kereta gelombang.
Kekuatan destruktifnya dapat semakin parah saat gelombang berurutan tersebut mencapai pantai.
Ketika ombak tsunami mencapai pantai, maka ini akan menghasilkan efek vakum yang menyedot air pantai ke arah laut.
Untuk memberikan antisipasi terhadap bencana tsunami, 26 negara membentuk The Pacific Tsunami Warning.
Fungsinya adalah untuk memelihara jaringan peralatan seismik dan alat pengukur ketinggian air, dengan tujuan supaya dapat mengidentifikasi tsunami di lautan.
----
Kuis! |
Apa itu gempa megathrust? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR