Bobo.id - Ketika sedang melihat ke langit malam yang cerah, kita akan melihat Bulan yang bersinar sangat terang.
Padahal, cahaya itu bukan berasal dari Bulan, melainkan karena pantulan sinar Matahari sesuai dengan orbitnya.
Ada yang menyebut kalau Bulan memiliki lingkungan yang sangat berbeda dengan Bumi. Artinya, komposisinya berbeda.
Melansir dari NASA, Bulan terdiri dari beberapa lapisan, mulai dari inti bulan, mantel, dan juga kerak bulan.
Meski begitu, ilmuwan terus mengamati dan melakukan penelitian terhadap Bulan yang merupakan satelit alami Bumi.
Setelah lebih dari 50 tahun, para ilmuwan akhirnya mengungkap bahwa Bulan memiliki inti dalam yang padat, seperti Bumi.
Bagaimana maksudnya, Bo? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan informasinya berikut ini, yuk!
Setelah lebih dari 50 tahun, para ilmuwan akhirnya menemukan kemiripan antara Bumi dengan satelit alaminya, Bulan.
Dilansir dari Live Science, Bulan memilik inti luar yang cair dan inti dalam yang padat, mirip dengan yang ada pada Bumi.
Hal ini diungkapkan oleh tim peneliti dari Cote d'Azur University dan Institute of Celestial Mechanics and Ephemeris Calculations.
Disebutkan bahwa para astronom sudah bingung dengan struktur bulan sejak jauh sebelum ada alat yang mendarat di sana.
Muncul pertanyaan, apakah Bulan adalah tempat berbatu atau justru memiliki geologi bagian dalam yang kaya.
Baca Juga: Catat Tanggalnya, Ini Fenomena Antariksa yang Terjadi Selama Bulan Mei 2023
Pertanyaan itu sedikit demi sedikit terjawab dengan penemuan interior seperti Bumi berasal dari misi Apollo NASA.
Data menunjukkan, Bulan dilapisi dengan bahan yang lebih padat di bagian tengah dan bahan kurang padat di dekat permukaan.
Penelitian NASA tahun menunjukkan bahwa inti luar Bulan terbuat dari besi cair dan menciptakan lapisan yang meleleh.
Pada saat itu, peneliti masih belum bisa menentukan keadaan inti dalam Bulan karena resolusinya yang masih sangat rendah.
Namun sekarang ini, pengumpulan data dari misi ruang angkasa dan eksperimen lunar laser ranging sudah bisa dilakukan.
Pengamatan itu menghasilkan, inti luar memiliki radius sekitar 362 kilometer dan inti dalam memiliki radius 258 kilometer.
Artinya, ukuran itu sekitar 15% dari seluruh radius Bulan. Pada inti dalam Bulan memiliki kepadatan 7.822 kilogram per meter kubik.
Dilansir dari Live Science, ukuran yang kecil ini kemugkinan men.jelaskan mengapa para ilmuwan kesulitan mendeteksinya.
Layaknya Bumi, ternyata Bulan juga mengalami gempa seperti apa yang sering terjadi di Bumi, lo. Kok bisa?
Di Bumi, gempa bisa terjadi karena hasil dari goncangan lempeng tektonik yang didorong oleh interior cair planet ini.
Sama, di Bulan ternyata juga ada cairan. Hanya saja, cairannya sudah mendingin sehingga banyak yang mengira tak bisa terjadi gempa.
Baca Juga: Mengapa Bulan Purnama yang Bisa Diamati Besok Disebut Bulan Bunga?
Namun pada tahun 2010, gambar beresolusi tinggi mengungkapkan adanya jaringan ribuan sesar di Bulan.
Hal ini membuktikan adanya aktivitas tektonik di Bulan, meskipun tidak jelas kapan aktivitas ini akan terjadi.
Selain itu, seismometer di empat lokasi pendaratan Apollo di Bulan juga merekam 28 gempa Bulan pada 1967-1977.
Aktivitas tektonik Bulan kemungkinan muncul karena Bulan terus menyusut seperti kismis ketika bagian dalamnya mendingin.
Tidak seperti kulit anggur yang lentur, kerak Bulan bersifat rapuh sehingga pecah dan menghasilkan sesar.
Selain itu, gempa Bulan juga disebabkan karena adanya gravitasi Bumi yang menarik interior Bulan, teman-teman.
Hal ini ditunjukkan ketika misi Apollo mendeteksi 11.000 gempa Bulan yang terjadi 800-1100 kilometer di bawah permukaan Bulan.
Tarikan ini mirip dengan bagaimana tarikan gravitasi Bulan pada air Bumi yang menyebabkan peristiwa pasang surut.
Misi Apollo juga mendeteksi sekitar satu gempa Bulan per hari yang dihasilkan dari batuan ruang angkasa mengenai permukaan.
Misi itu bahkan mengetahui gempa Bulan itu dari pesawat ruang angkasa yang digunakan untuk membawa astronaut ke Bulan.
Nah, itulah penjelasan tentang Bulan yang ternyata bisa mengalami gempa seperti di Bumi. Semoga bisa bermanfat, ya.
Baca Juga: Gerhana Bulan Penumbra Terjadi Besok Malam, Apa Dampaknya Bagi Bumi?
----
Kuis! |
Apa saja lapisan yang menyusun Bumi? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | national geographic,Science Alert,Live Science |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR