Dengan cara pendidikan dan paham modern inilah, Thailand bisa mencegah adanya penjajahan masuk ke negaranya.
Dari aspek politik, Raja belajar sistem politik Eropa dan mengadakan proyek pembuatan peta, dengan tujuan untuk mencegah konflik perbatasan dan saling klaim tanah.
Beragam bangunan di Thailand juga dibentuk sesuai arsitektur Eropa dengan gaya berpakaian ala Eropa, agar bangsa Barat tidak menganggap rakyat Thailand sebagai bangsa terbelakang.
Raja Chulalongkorn juga mulai memberlakukan sistem pemerintahan bernama Mandala, yang membangun kekuatan tentara lokal untuk menempati wilayah di luar jangkauannya.
Meski tidak sekuat tentara Eropa, strategi ini membuat Raja bisa mengendalikan banyak pemimpin lokal.
Dengan begitu, penguasa lokal tidak diadakan lagi, sehingga pemerintahan berpusat di Bangkok.
Pada tahun 1854, Gubernur Hong Kong yaitu John Browing melakukan kesepakatan dengan Thailand untuk menghapus monopoli pajak perdagangan luar negeri.
Sebenarnya, Perjanjian Browing ini sangat merugikan Thailand dan menguntungkan Inggris, namun Raja melakukannya demi menghindari adanya penjajahan.
Selain itu, penghapusan pajak dan bea impor membuat Thailand dapat terhubung dengan sistem ekonomi dunia.
Dengan cara inilah, Thailand bisa mengekspor hasil pertanian dan pertambangannya, seperti beras, timah, dan kayu jati.
Pada tahun 1917, Thailand memutuskan untuk ikut Perang Dunia I untuk melawan Jerman dan Austria-Hongaria.
Baca Juga: 8 Fakta Seru Labuan Bajo, Tempat KTT ASEAN ke-42 Diselenggarakan
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR