Hal ini disebabkan karena sebagian sinar Matahari melewati tetesan, sementara sebagian besar lagi dipantulkan.
Artinya, lebih banyak cahaya yang tersesat sehingga lebih sedikit cahaya yang dipantulkan kembali ke penglihatan kita.
Meski begitu, ini tak mengurangi keindahannya. Justru kombinasi dua pelangi ini menciptakan pemandangan yang sangat indah.
Apalagi ini ditambah dengan adanya proses refleksi ganda yang menghasilkan pembalikan arah warna pelangi sekunder.
Pembalikan arah atau inversi ini membuat terdapat garis ungu di atas dan garis merah muncul di bawah pelangi.
Pelangi kembar sangat langka karena terbentuknya fenomena ini memerlukan kondisi cuaca yang sangat spesifik.
Agar tercipta fenomena alam pelangi kembar, harus ada hujan yang cukup deras dan terjadi terus menerus.
Selain itu, Matahari harus bersinar cukup terang dan sinarnya harus memantul secara tepat di dalam tetesan air hujan.
Kita sebagai pengamat juga harus memposisikan diri dengan tepat, yakni berdiri di antara Matahari dan hujan.
Karena beberapa faktor inilah yang membuat kemungkinan melihat pelangi kembar ini tergolong sangat kecil.
Bahkan, di daerah yang sering mengalami hujan seperti daerah tropis, pelangi kembar tetap jadi fenomena yang langka, lo.
Baca Juga: Mengenal Moonbow, Pelangi Malam yang Terbentuk dari Cahaya Bulan
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR