Awan itu akan mengeluarkan pusaran angin menuju ke permukaan perairan. Penampakan itulah yang disebut waterspout.
Meski begitu, tidak semua awan cumulonimbus menyebabkan terjadinya waterspout. Bisa jadi awan itu hanya akan mendatangkan hujan.
Awan cumulonimbus bisa menghasilkan fenomena alam waterspout jika dibarengi atau didukung oleh kondisi tertentu.
Seperti suhu muka laut yang hangat, tekanan udara yang relatif rendah, hingga kelembapan udara yang cukup tinggi.
O iya, tidak seperti angin puting beliung di darat yang terjadi cukup lama. Waterspout umumnya hanya terjadi sekitar 10 menit.
Fenomena alam waterspout ini lebih sering terjadi pada siang atau sore hari. Namun tak jarang juga terjadi di malam hari.
Angin puting beliung di perairan ini biasanya terjadi di daerah tropis. Namun tak menutup kemungkinan bisa terjadi kawasan lain.
Misalnya, fenomena waterspout pernah terjadi di Great Lakes, lepas pantai barat Eropa, Laut Mediterania, hingga di Laut Baltik.
Apakah Waterspout Bisa Merusak?
Meskipun terlihat menyeramkan di perairan, umumnya kekuatan yang dihasilkan waterspout ini lebih lemah dari angin tornado.
Selain itu, angin puting beliung ini juga hanya menyerang di satu wilayah lautan yang relatif sempit dan tak meluas ke wilayah lain.
Baca Juga: Jadi Fenomena Alam Berbahaya, Apa yang Dimaksud dengan Tornado?
Source | : | Kompas.com,BMKG.go.id |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR