Bobo.id - Saat ini, manusia bisa meneliti segala hal yang berkaitan dengan ruang angkasa karena bantuan teknologi roket.
Dengan teknologi canggih ini, kita bisa mengetahui bentuk planet lain, mengenal komposisi planet, mengetahui peristiwa antariksa, dan mempelajari fenomena alam.
Faktanya, Badan Antariksa Eropa mengamati, bahwa manusia telah mengirimkan lebih dari 12.000 satelit ke antariksa sejak 1957.
Satelit tersebut diluncurkan ke antariksa dengan bantuan pesawat ruang angkasa atau roket.
Namun, tahukah kamu sejak kapan manusia memiliki ide cemerlang untuk membuat roket yang bisa terbang jauh lebih tinggi dari pesawat?
Nah, pertanyaan menarik ini akan kita cari tahu jawabannya bersama-sama dari artikel berikut. Yuk, simak!
Ide Sejak 400 SM
Tanpa ide dan kecerdasan manusia pada masa lalu, manusia era sekarang akan kesulitan mencari tahu tentang ruang angkasa yang misterius.
Meski teknologi pada zaman dahulu tidak secanggih sekarang, manusia ternyata sudah bisa meneliti tentang roket selama ribuan tahun.
Dilansir dari NASA, salah satu perangkat ciptaan manusia yang menerapkan prinsip penerbangan roket adalah burung kayu.
Burung kayu ini merupakan ide dan ciptaan seorang ilmuwan dan ahli matematika dari Yunani bernama Archytas.
Baca Juga: Sampah di Ruang Angkasa akan Dibersihkan Roket Arianespace, Ini Tugasnya
Sekitar tahun 400 Sebelum Masehi, Archytas membuat sesuatu yang menghibur masyarakat Tarentum (sekarang Italia Selatan) dengan menerbangkan merpati yang terbuat dari kayu.
Di bagian belakang tubuh burung merpati kayu tersebut dapat mengeluarkan uap untuk mendorongnya 'terbang'.
Ilmu yang digunakan Archytas untuk bisa menerbangkan merpati kayu adalah Fisika, khususnya prinsip aksi-reaksi.
Setelah tiga ratus tahun sejak pembuatan burung merpati kayu, seorang dari Yunani lainnya juga membuat perangkat mirip roket disebut aeolipile.
Roket Pertama untuk Militer
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, akhirnya teknologi roket untuk militer pertama kali digunakan di Tiongkok tahun 1232 M.
Orang-orang Tiongkok menggunakan "tombak api terbang" sebagai salah satu alat perang.
Penelitian tentang sejarah awal Tiongkok menggunakan roket ditulis dalam buku berjudul Rustic Tales in Eastern Ch'i.
Perangkat roket di Tiongkok ini juga dikenal dengan nama ground rat yang mirip dengan kembang api zaman sekarang.
Benda tersebut terbuat dari tabung bambu berisi bubuk mesiu yang ditembakkan ke segala arah di lantai.
Sedangkan di Asia dan Eropa, teknologi roket baru digunakan dalam pertempuran militer pada abad ke-16.
Baca Juga: Mengenal Kilonova, Ledakan yang Dihasilkan dari Tabrakan 2 Bintang
Seabad kemudian, Kazimierz Siemienowicz, seorang jenderal dari Polandia menerbitkan buku berjudul The Complete Art of Artillery.
Dalam buku tersebut, ia menjelaskan desain roket dan roket bertingkat yang akhirnya digunakan sebagai teknologi dasar roket ruang angkasa.
Peluncuran Roket Pertama Ruang Angkasa
NASA mencatat, perintis roket ruang angkasa adalah seseorang bernama Dr. Goddard.
Kala itu, pada saat Dr. Goddard berusia 21 tahun pada tahun 1903, ia telah mencoba menggambarkan penerbangan ke ruang angkasa.
Namun, peluncuran roket benar-benar baru dilaksanakan sekitar tahun 1926.
Roket pertama itu berbahan dasar cair, sehingga memungkinkan untuk mencapai batas ketinggian ruang angkasa.
Dr. Goddard yang memiliki nama lengkap Dr Robert H. Goddard ini berhasil meluncurkan roket pertama berbahan bakar cair pada 16 Maret 1926.
Roket pertama Dr Goddard memiliki panjang 3 meter menggunakan bensin dan oksigen cair agar dapat mencapai ketinggian lebih dari 12 meter.
Berat roket hanya sekitar 4,5 kilogram, namun teknologi dasar pembuatannya sama dengan roket Satur V yang beratnya mencapai 2.727.000 kilogram.
Tidak hanya menciptakan satu roket, Dr Goddard diketahui berhasil meluncurkan 35 roket dengan kecanggihan yang semakin modern selama hidupnya.
Baca Juga: Tidak Sembarangan, Landasan Peluncuran Roket Ada di Florida Amerika Serikat karena Alasan Ini
Hingga saat ini, Dr Goddard menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia.
Ia selalu menjadi seseorang yang menginspirasi dengan kalimat dan motto hidupnya "The dream of yesterday is the hope of today and the reality of tomorrow" atau "Impian kemarin adalah harapan hari ini dan kenyataan hari esok".
----
Kuis! |
Berapa banyak roket yang telah diluncurkan hingga saat ini? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | NASA,space.com,esa.int |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR