Bobo.id - Puisi merupakan karya sastra yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu puisi modern dan puisi rakyat.
Pada materi Bahasa Indonesia kurikulum merdeka kelas VII SMP, teman-teman akan dikenalkan tentang puisi rakyat.
Puisi rakyat merupakan karya sastra warisan nenek moyang yang memiliki banyak nilai untuk menjalani kehidupan.
Jenis puisi ini juga dikenal dengan nama puisi lama atau puisi tradisional, karena diciptakan pada masa lalu.
Sebagai puisi lama, jenis puisi ini memiliki struktur yang sudah ditentukan, seperti ejaan lafalnya, suku kata, hingga irama.
Ada beberapa jenis puisi rakyat yang setiapnya memiliki perbedaan pada larik, baris, atau rima.
Berikut akan dijelaskan lima jenis puisi rakyat yang mungkin beberapa sudah sering teman-teman dengar.
Syair merupakan puisi lama yang berasal dari Persia dan kemudian dikenalkan ke Nusantara.
Masuknya syair ke Nusantara bersamaan dengan masuknya agama Islam.
Kata syair pun berasal dari bahasa Arab yaitu syi'ir atau syu'ur yang berarti perasaan yang menyadari.
Kata itu kemudian berubah menjadi syi'ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.
Baca Juga: 5 Perbedaan Teks Puisi dan Teks Cerpen, Cari Jawaban Bahasa Indonesia
Syiar bisa dikenali dengan ciri berupa adanya sajak yang sama yaitu a-a-a-a dengan bahasa yang digunakan adalah bahasa kiasan.
Selain itu, dalam satu baik akan terdiri dari empat bari dengan delapan hingga 14 suku kata.
Jenis puisi rakyat selanjutnya adalah pantun yang merupakan puisi dari Melayu.
Pantun juga dikenal dengan beberapa nama berbeda seperti tonton dalam bahasa Tagalog, tuntun dalam bahasa Jawa, dan pantun dalam bahasa Toba.
Pantun bisa dikenal dengan beberapa ciri berupa rima akhir baris a-b-a-b dengan baris pertama dan kedua adalah sampiran, sedang baris ketiga dan keempat adalah isi.
Jadi, sebuah pantun akan terdiri dari empat barus atau empat larik dengan delapan hingga 12 suku kata setiap barisnya.
Ada juga jenis puisi rakyat berupa gurindam yang berasal dari bahasa Sansekerta.
Gurindam merupakan puisi Melayu tradisional yang berasal dari Tamil yaitu salah satu daerah di India.
Jenis puisi ini bisa diartikan sebagi jenis puisi terikat dengan rima yang berujung sama.
Selain itu, gurindam memiliki ciri berupa terdiri dari dua baris dalam satu bait.
Lalu pada baris pertama akan berisi soal, masalah atau perjanjian. Sedangkan baris kedua adalah jawaban, atau akibat dari permasalahan.
Baca Juga: Cari Jawaban Bahasa Indonesia, Apa Saja Perbedaan Puisi, Prosa, dan Drama?
Gurindam akan terdiri dari 10 hingga 14 kata dalam setiap barisnya.
Umumnya gurindam dibuat dengan isi berupa nasihat, filosofi hidup, hingga kata-kata mutiara.
Ada juga seloka yang merupakan puisi Melayu klasik, yang berisi pepatah atau perumpamaan.
Seloka biasa mengandung senda gurau, sindiran, atau ejekan.
Ciri dari jenis puisi ini adalah adanya dua baris dalam satu bait dengan datu baris akan terdiri sekitar 18 suku kata atau kurang.
Pada setiap bait seloka akan saling berhubungan dengan bait berikutnya.
Talibun adalah salah satu puisi rakyat yang identik dengan jumlah baris genap.
Jadi, talibun biasa dibuat sebanyak empat baris atau lebih seperti enam, delapan, hingga 10 baris.
Bila talibun dibuat sebanyak empat baris, maka dua baris pertama adalah sampiran, sedangkan dua baris terakhir adalah isi.
Aturan itu akan berlaku pada berapapun jumlah baris pada talibun.
Ciri lain dari talibun adalah dalam satu baris maksimal terdiri dari 12 kata.
Baca Juga: 6 Jenis Majas yang Sering Digunakan dalam Pembuatan Sastra Puisi dan Contohnya
Sedangkan isi dari talibun akan menjelaskan suatu perkara tertentu.
Itu penjelasan tentang berbagai jenis puisi rakyat dari pantun hingga talibun.
----
Kuis! |
Apa nama lain dari puisi rakyat? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR