Kalau sedang berkunjung di Pasuruan, kita akan melihat tradisi unik saat Iduladha. Yap, namanya adalah Manten Sapi.
Dilansir dari Kompas.com, tradisi ini adalah bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada hewan kurban yang akan disembelih.
Nantinya, warga muslim di Pasuruan akan menghias dua sapi berpasangan yang akan dikurbankan secantik mungkin.
Tak hanya itu, sapi juga akan dikalungi bunga tujuh rupa dan dibalut dengan kain kafan, surban, dan sajadah sebagai simbol kesucian.
Setelah wujud sapi sudah terlihat cantik, maka sapi-sapi itu akan diarak menuju masjid setempat untuk diserahkan pada panitia kurban.
Daging sapi kurban yang mengikuti tradisi Manten Sapi ini biasanya akan diolah untuk disantap bersama-sama dengan warga.
Dalam beberapa bulan sekali, biasanya kita akan menjemur kasur di bawah sinar Matahari agar kasur tidak menjadi lembab.
Siapa sangka, ternyata kegiatan menjemur kasur ini menjadi tradisi Iduladha yang dilakukan oleh masyarakat Banyuwangi, lo.
Dilakukan oleh suku Osing, prosesnya dimulai dengan Tari Gandrung yang kemudian berlanjut dengan penjemuran kasur.
Semua warga akan menjemur kasur di depan rumah dari pagi hingga sore. Uniknya, semua kasurnya adalah kasur gembil dengan corak yang sama.
Yap, semua kasur yang dijemur bercorak hitam dan merah. Hitam memiliki arti langgeng, sementara merah artinya berani.
Baca Juga: 8 Tradisi Hari Raya Iduladha di Indonesia, Ada Gunungan hingga Makan Bersama
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR