Lumpur dan mineral ini diyakini memiliki manfaat untuk perawatan kulit dan kesehatan.
Meski kondisi salinitas tinggi, ada beberapa organisme yang dapat bertahan hidup di Laut Mati, lo, teman-teman.
Bakteri halofilik adalah jenis bakteri yang dapat bertahan dalam lingkungan dengan tingkat salinitas yang sangat tinggi.
Mereka ada dalam jumlah yang cukup besar di Laut Mati dan berperan penting dalam siklus nutrisi dan proses biokimia di lingkungan tersebut.
Beberapa jenis alga, terutama alga mikroskopis, dapat ditemukan di Laut Mati.
Alga ini mampu mengatasi tingkat salinitas yang tinggi dan memanfaatkan sinar matahari serta nutrisi yang ada untuk melakukan fotosintesis.
Artemia, juga dikenal sebagai "kepiting air garam" atau "udang air garam," adalah jenis crustacea yang dapat hidup di lingkungan dengan tingkat salinitas yang tinggi.
Beberapa spesies Artemia dapat ditemukan di Laut Mati dan mampu bertahan dalam kondisi ekstrem tersebut.
Ada juga cacing mati (Oligochaeta), yang merupakan jenis cacing yang hidup di sedimen dan lumpur di dasar Laut Mati.
Beberapa jenis bakteri fotosintetik, seperti Cyanobacteria, juga dapat ditemukan di Laut Mati.
Mereka mampu menggunakan energi matahari untuk melakukan fotosintesis dan bertahan dalam kondisi ekstrem lingkungan yang ada di Laut Mati.
Baca Juga: Fenomena Alam Gelombang Pasir di Gurun Disebabkan oleh Apa? Ini Faktanya
Cara Bersikap terhadap Barang yang Dipakai, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR