Data Solar Orbiter itu menunjukkan bahwa bola plasma padat ini bisa mencapai jarak hingga 700 kilometer.
Apabila bola plasma menjadi terlalu berat, maka mereka bisa jatuh ke permukaan Matahari, teman-teman.
Jika manusia bisa berdiri di permukaan Matahari, maka kita akan melihat bintang yang cukup menakjubkan.
Seorang astronom bernama Patrick Antolin juga menyebut bahwa manusia tetap harus berhati-hati dengan kepalanya.
Dapat Lakukan Penelitian Lebih Lanjut
Adanya data Solar Orbiter membuat banyak ilmuwan lebih semangat mempelajari hujan koronal dan fenomena lain.
Apalagi, fenomena bintik matahari, semburan matahari, dan letusan plasma banyak dibicarakan akhir-akhir ini.
Hal ini karena Matahari sudah mulai bersiap untuk periode aktivitas puncaknya, yang dikenal sebagai maksimum Matahari.
Beberapa astronom juga memperkirakan maksimum Matahari akan datang lebih cepat dan lebih keras.
Berdasarkan perkiraan NASA sebelumnya, maksimum Matahari ini akan berpotensi tiba pada akhir tahun 2023.
Nah, itulah informasi lengkap tentang 'bintang jatuh' di atmosfer Matahari. Semoga bisa menjawab rasa penasaranmu, ya.
Baca Juga: Fenomena Alam yang Hanya Ada di Kutub, Matahari Bisa Terlihat Tengah Malam
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR