Uniknya, ketebalan es di beberapa daerah di Antartika ini dapat mencapai lebih dari 4 kilometer, lo.
Ini berarti meteorit yang jatuh ke permukaan akan terperangkap di atas lapisan es dan tidak tenggelam ke dalam tanah.
Akibatnya, meteorit cenderung tetap terjaga di atas permukaan es selama ribuan tahun.
Selain itu, umumnya meteorit memiliki warna yang gelap, seperti warna bebatuan. Sedangkan dataran Antartika adalah hamparan salju warna putih.
Hal ini mempermudah identifikasi meteorit yang terlihat pada permukaan es, sehingga para peneliti tidak perlu kesulitan mencarinya.
Antartika memiliki sistem aliran es yang rumit.
Aliran es ini dapat mendorong meteorit yang terperangkap di permukaan ke tempat-tempat tertentu yang dikenal sebagai "lokasi penumpukan".
Meteorit yang awalnya tersebar di seluruh permukaan es dapat dipindahkan ke area yang lebih kecil dan lebih mudah dijangkau oleh para peneliti.
Biasanya, daerah yang paling banyak menyimpan meteorit adalah Antartika Timur, karena lapisan es yang sangat besar dan tahan lama.
Sejak tahun 1976, sudah ada lebih dari 20.000 sampel meteorit luar angkasa yang dikumpulkan dari Antartika Timur.
Antartika adalah benua terluas kelima di dunia setelah Asia, Afrika, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.
Baca Juga: Misterius, Ada Fenomena Alam Es Bernyanyi di Antartika, Apa Penyebabnya?
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR