Titik panas adalah area ketika panas dari dalam bumi naik ke permukaan dan melewati lempeng tektonik.
Ini dapat mengakibatkan pelelehan batuan dan pembentukan gunung api di daratan maupun di bawah laut.
Beberapa gunung api di bawah laut, seperti Gunung Loa di Kepulauan Hawaii, terbentuk melalui titik panas.
Secara umum, letusan dari gunung api bawah laut ini sama besarnya dengan gunung api yang ada di darat.
Misalnya, letusan Gunung Anak Krakatau pada tahun 2018 yang menghasilkan bencana tsunami cukup besar.
Meski begitu, kekuatan letusan gunung api bawah laut bisa bervariasi secara signifikan tergantung beberapa faktor, lo.
Jenis magma yang terlibat dalam letusan memengaruhi seberapa eksplosif atau kuat letusan tersebut.
Magma yang kental dan kaya akan gas, seperti magma andesit cenderung menghasilkan letusan yang eksplosif.
Kedalaman air di atas gunung api bawah laut juga berperan penting dalam kekuatan letusan gunung api itu.
Tekanan hidrostatik air di atas gunung api dapat memengaruh seberapa kuat material vulkanik terlempar ke permukaan.
O iya, struktur geologi di sekitar gunung api bawah laut, seperti celah juga bisa memengaruhi kekuatan letusan.
Baca Juga: Muncul Kilatan Petir saat Gunung Api Meletus, Fenomena Alam Apa Itu?
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR