Bobo.id - Biasanya, kita akan melihat gunung api yang menjulang tinggi hingga beribu meter di atas daratan.
Gunung api sendiri merupakan hasil dari aktivitas vulkanik yang melibatkan pelelehan batuan di dalam kerak Bumi.
Yap, gunung api memang biasanya terbentuk di daratan dan menyebarkan material vulkanik ke wilayah sekitarnya.
Tak hanya di darat, ternyata gunung api juga bisa muncul di bawah laut, lo. Bagaimana bisa, ya? Cari tahu, yuk!
Pada dasarnya, gunung api di bawah laut terbentuk melalui proses yang serupa dengan gunung api daratan.
Pergerakan lempeng tektonik di dasar laut menyebabkan salah satu lempeng menyudup di bawah lempeng lain.
Proses ini dinamakan dengan subduksi. Saat lempeng terendam ke dalam mantel bumi, panas dan tekanan meningkat.
Hal ini kemudian pada akhirnya menyebabkan pelelehan batuan. Batuan cair itu akan naik ke permukaan.
Caranya adalah melalui celah atau retakan di lempeng tektonik, mereka mendingin dan membentuk lapisan baru di dasar laut.
Proses ini terus berlanjut seiring waktu, dengan akumulasi batuan yang membentuk kawah dan puncak gunung api.
Selain subduksi, ada fenomena lain yang menyebabkan pembentukan gunung api di bawah laut, yakni titik panas.
Baca Juga: Mengapa Ada Salju di Puncak Gunung Api Kilimanjaro? Ini Fakta Fenomena Alamnya
Titik panas adalah area ketika panas dari dalam bumi naik ke permukaan dan melewati lempeng tektonik.
Ini dapat mengakibatkan pelelehan batuan dan pembentukan gunung api di daratan maupun di bawah laut.
Beberapa gunung api di bawah laut, seperti Gunung Loa di Kepulauan Hawaii, terbentuk melalui titik panas.
Secara umum, letusan dari gunung api bawah laut ini sama besarnya dengan gunung api yang ada di darat.
Misalnya, letusan Gunung Anak Krakatau pada tahun 2018 yang menghasilkan bencana tsunami cukup besar.
Meski begitu, kekuatan letusan gunung api bawah laut bisa bervariasi secara signifikan tergantung beberapa faktor, lo.
Jenis magma yang terlibat dalam letusan memengaruhi seberapa eksplosif atau kuat letusan tersebut.
Magma yang kental dan kaya akan gas, seperti magma andesit cenderung menghasilkan letusan yang eksplosif.
Kedalaman air di atas gunung api bawah laut juga berperan penting dalam kekuatan letusan gunung api itu.
Tekanan hidrostatik air di atas gunung api dapat memengaruh seberapa kuat material vulkanik terlempar ke permukaan.
O iya, struktur geologi di sekitar gunung api bawah laut, seperti celah juga bisa memengaruhi kekuatan letusan.
Baca Juga: Muncul Kilatan Petir saat Gunung Api Meletus, Fenomena Alam Apa Itu?
Secara umum, letusannya berkisar dari letusan eksplosif dengan pelepasan material kuat hingga letusan tenang.
Kekuatannya bisa diukur dengan volume material yang terlempar, tekanan gas yang dilepaskan, hingga dampak lingkungan.
Kehadiran gunung api bawah laut ternyata memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan laut di sekitarnya.
Ini karena aktivitas vulkanik dapat memengaruhi suhu dan kimia laut serta menciptakan ekosistem unik.
Letusan gunung api bawah laut memuntahkan mineral-mineral dan nutrisi yang kaya dari dalam bumi ke dalam air laut.
Nutrisi ini jadi sumber penting bagi organisme mikroba dan plankton yang merupakan dasar rantai makanan.
Aktivitas vulkanik di sekitar gunung api bawah laut bisa membentuk struktur geologi baru, termasuk lautan baru.
Proses ini dapat berdampak pada sebaran dan migrasi kehidupan laut, serta membentuk habitat baru.
Namun, dampak adanya gunung api bawah laut juga bisa jadi ancaman bagi kehidupan laut, apalagi kalau letusannya kuat.
Letusan kuat bisa menyebabkan perubahan suhu air, pelepasan gas beracun, hingga tsunami yang berbahaya.
Nah, itulah penjelasan tentang terbentuknya gunung api bawah laut. Semoga bisa menjawab rasa penasaranmu, ya.
Baca Juga: Apakah Terjadinya Erupsi Gunung Api Bisa Menular ke Gunung Api Lain?
Artikel ini dibuat dengan bantuan Ai dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan gunung api? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR