Bobo.id - Ketika ada gunung api yang sedang meletus, maka kita dapat dengan mudah melihat gumpalan awan hitam.
Tak hanya itu, dalam beberapa kejadian, gumpalan awan hitam itu juga disertai oleh kilatan petir yang sangat terang.
Dilansir dari Kompas.com, fenomena alam petir ini pernah terjadi saat Gunung Merapi dan Gunung Anak Krakatau meletus.
Biasanya, kilatan petir bercahaya yang disertai gemuruh guntur pada gunung meletus itu terjadi saat hujan deras.
Memangnya, kilatan petir saat gunung api meletus itu termasuk fenomena alam apa, Bo? Kita cari tahu bersama, yuk!
Kilatan Petir di Gunung Api
Ketika gunung berapi meletus, tidak hanya mengeluarkan letusan magma dan abu, tapi juga memproduksi petir yang spektakuler.
Fenomena alam ini bernama petir vulkanik atau volcanic lightning. Istilah lain untuk menyebutnya adalah dry thunderstorm.
Petir vulkanik terjadi ketika partikel-partikel abu vulkanik oleh letusan gunung berapi menghasilkan muatan listrik.
Saat letusan terjadi, kolom abu vulkanik akan terlempar ke atmosfer, membentuk awan tumbuk yang mengandung partikel bermuatan.
Nah, partikel-partikel ini akan bergerak dengan kecepatan yang tinggi dan akan bertumbukan satu sama lain.
Baca Juga: Jadi Fenenomena Alam Unik dan Menarik, Bagaimana Geiser Dapat Terjadi?
Ketika bertumbukan, mereka bisa memicu reaksi elektrostatis yang menyebabkan muatan listrik terpisah.
Kondisi seperti inilah yang bisa menciptakan pemandangan yang mirip dengan pembentukan petir di awan badai.
Badai petir dengan intensitas tinggi di gunung api bisa terjadi selama letusan gunung berapi skalanya juga cukup besar.
Tahap Produksi Petir Vulkanik
Para ilmuwan telah melakukan identifikasi adanya dua fase produksi petir selama letusan hebat gunung berapi.
Tahap pertama disebut fase erupsi, terjadi setelah kawah meletus. Fase letusan petir disebabkan oleh lontaran partikel bermuatan positif.
Tahap kedua bernama fase bulu-bulu abu yang memecah dan menabrak partikel abu vulkanik yang menghasilkan listrik statis.
Partikel abu biasanya diisi dan bertabrakan memisahkan muatan. Berbagai proses bisa memisahkan muatan positif dan negatif.
Setelah pemisahan muatan terlalu kuat, maka listrik bisa mengalir menghasilkan petir untuk memisahkan kedua muatan.
Petir vulkanik dapat terjadi dalam dua bentuk utama. Pertama ada petir petir intra-awan dan petir ekstra-awan.
Petir intra-awan terjadi dalam kolom abu vulkanik. Petir ekstra-awan terjadi ketika muatan listrik mencapai lapisan atmosfer lebih tinggi.
Baca Juga: Jadi Fenomena Alam yang Menarik, Kenapa Gurun Pasir Bisa Bersuara?
Kedua jenis petir ini memiliki cahaya yang terang dan cemerlang, seringkali menghasilkan kilatan yang spektakuler di langit.
Sederhananya, partikel abu vulkanik berfungsi sebagai inti pembentuk petir. Menarik muatan listrik dan menciptakan tegangan listrik.
Faktor Pembentuk Petir Vulkanik
Tahukah teman-teman? Ternyata pembentukan petir vulkanik ini dipengaruhi oleh ketinggian abu dan suhu atmosfer, lo.
Kalau gumpalan atau kolom abunya tinggi, maka semakin besar pula potensi terjadinya pembentukan petir.
Ini karena partikel abu memiliki lebih banyak waktu dan jarak untuk berinteraksi dan saling bertumbukan satu sama lain.
Selain itu, kondisi dan suhu atmosfer juga dapat memengaruhi pembentukan petir vulkanik saat gunung api meletus, lo.
Semakin dingin suhu yang ada di atmosfer, maka semakin tinggi pula aktivitas petir vulkanik yang akan terjadi.
Medan listrik alam yang ada sebelum letusan gunung berapi juga dapat berperan dalam pembentukan petir vulkanik.
Medan listrik ini dapat mempengaruhi perilaku dan pergerakan partikel-partikel abu vulkanik di udara, teman-teman.
Di Indonesia, petir vulkanik pernah terjadi saat erupsi Gunung Galunggung (1982), Gunung Rinjani (1994), hingga Gunung Sinabung (2014).
Baca Juga: Fenomena Alam Langka, Ada Awan yang Panjangnya Sampai 1.000 Kilometer, Apa Itu?
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Apa sebutan lain untuk fenomena alam petir vulkanik? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR