Bobo.id - Biasanya, kita akan melihat gunung api yang menjulang tinggi hingga beribu meter di atas daratan.
Gunung api sendiri merupakan hasil dari aktivitas vulkanik yang melibatkan pelelehan batuan di dalam kerak Bumi.
Yap, gunung api memang biasanya terbentuk di daratan dan menyebarkan material vulkanik ke wilayah sekitarnya.
Tak hanya di darat, ternyata gunung api juga bisa muncul di bawah laut, lo. Bagaimana bisa, ya? Cari tahu, yuk!
Pada dasarnya, gunung api di bawah laut terbentuk melalui proses yang serupa dengan gunung api daratan.
Pergerakan lempeng tektonik di dasar laut menyebabkan salah satu lempeng menyudup di bawah lempeng lain.
Proses ini dinamakan dengan subduksi. Saat lempeng terendam ke dalam mantel bumi, panas dan tekanan meningkat.
Hal ini kemudian pada akhirnya menyebabkan pelelehan batuan. Batuan cair itu akan naik ke permukaan.
Caranya adalah melalui celah atau retakan di lempeng tektonik, mereka mendingin dan membentuk lapisan baru di dasar laut.
Proses ini terus berlanjut seiring waktu, dengan akumulasi batuan yang membentuk kawah dan puncak gunung api.
Selain subduksi, ada fenomena lain yang menyebabkan pembentukan gunung api di bawah laut, yakni titik panas.
Baca Juga: Mengapa Ada Salju di Puncak Gunung Api Kilimanjaro? Ini Fakta Fenomena Alamnya
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR