Bobo.id - Sebagai negara yang memiliki sekitar 127 gunung berapi aktif, fenomena alam erupsi gunung api bukan hal baru bagi masyarakat Indonesia.
Apakah teman-teman masih ingat apa itu erupsi gunung berapi?
MAGMA Indonesia, mendefinisikan erupsi pada gunung berapi sebagai proses keluarnya magma dan gas dari dalam bumi ke permukaan.
Sementara letusan atau explosive yaitu erupsi energetik yang menghasilkan terutama hujan abu, batu apung, dan puing-puing dari dalam perut gunung api.
Erupsi dan letusan gunung berapi saling berhubungan, namun poin utamanya adalah keluarnya magma.
Magma adalah cairan panas yang terdiri dari campuran batuan meleleh, mineral terlarut, dan gas yang terbentuk di dalam kerak bumi.
Magma biasanya terbentuk dalam lapisan mantel bumi yang mendalam, di bawah kerak bumi.
Kalau erupsi gunung berapi terjadi di saat gelap, maka akan terlihat pemandangan semburan warna merah dari kawah gunung.
Yap, itu adalah semburan magma dari dalam gunung berapi.
Kira-kira kenapa magma bisa tersembur keluar dari gunung saat erupsi terjadi? Apa faktor penyebabnya?
Yuk, cari tahu informasi penting mengenainya dari artikel ini!
Baca Juga: Unik, Apa itu Fenomena Awan Noctilucent yang Bersinar pada Musim Panas?
Proses Magma Keluar saat Erupsi
Menurut Encyclopaedia Britannica, letusan gunung berapi terjadi akibat panas yang bergerak di bawah permukaan bumi.
Ini dimulai dengan akumulasi atau pengumpulan magma yang kaya akan gas di dekat permukaan bumi.
Saat magma terbentuk di dalam kerak bumi, tekanan di sekitarnya dapat menyebabkan penumpukan magma di bawah permukaan.
Ketika tekanan ini menjadi terlalu besar untuk ditahan oleh batuan di sekitarnya, magma akan mencari jalan untuk naik ke permukaan.
Kemudian, gempa kecil terjadi karena naiknya sumbat magma kental, dan dapat menandakan letusan yang eksplosif.
Ada letusan yang menyebabkan magma naik ke permukaan bumi sebagai lahar tipis yang mengalir, atau bisa juga magma terlempar ke udara bersama serpihan lainnya.
Ketika tekanan dari kombinasi faktor di atas mencapai titik tertentu, magma, gas, dan material vulkanik akan tersembur keluar dari kawah gunung api.
Keluarnya material tersebut terjadi bersamaan dengan ledakan vulkanik yang sangat kuat.
Letusan ini dapat melepaskan energi besar dan menghasilkan aliran piroklastik, abu vulkanik, lahar, dan material lainnya yang dapat bergerak dengan kecepatan tinggi.
Perpaduan antara komponen tersebut berisiko merusak apapun yang dilewatinya.
Baca Juga: Ada Fenomena Alam Unik di Filipina Bernama Bukit Cokelat, Apa Keunikannya?
Apa Komposisi Pembentuk Magma?
Magma memiliki komposisi kimia yang bervariasi tergantung pada jenis batuan induknya dan tempat di mana magma terbentuk.
Magma dapat mengandung berbagai mineral seperti silikat, oksida, belerang, karbonat, dan lain-lain.
Silikat adalah komponen utama dalam magma dan batuan di kerak bumi.
Beberapa jenis oksida seperti oksida besi (FeO, Fe2O3), oksida magnesium (MgO), oksida kalsium (CaO), dan oksida aluminium (Al2O3) juga menjadi bagian dari komposisi magma.
Belerang merupakan salah satu mineral yang selalu berhubungan dengan vulkanik, karena dapat membentuk warna lava dan gas-gas yang dilepaskan selama letusan.
Selain itu, magma juga dapat mengandung gas-gas seperti uap air, karbon dioksida, belerang dioksida, nitrogen, dan gas-gas lainnya.
Ketika magma mendekati permukaan dan tekanan atmosfer lebih rendah, gas-gas ini dapat terlepas dari larutan dalam bentuk gelembung-gelembung.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Di mana magma terbentuk? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR