Menurut penjelasan ilmuwan, sekitar 50 juta tahun lalu, lempeng Benua India menabrak Benua Austria dan menghasilkan tumpukan tektonik, hingga terbentuklah Himalaya.
Akibat dari fenomena di atas dan pergerakan lempeng, Pegunungan Himalaya bisa bertambah sedikit lebih tinggi ke langit dalam waktu yang lama.
Tahun 2015, siklus ini menyebabkan gempa berkekuatan 7,8 skala Richter sehingga petak pegunungan Himalaya tenggelam hampir 60 sentimeter.
Pegunungan Himalaya adalah rangkaian pegunungan yang membentang di Asia Selatan dan membentuk perbatasan alami antara Nepal, India, Bhutan, Tibet, dan Pakistan.
Pegunungan Himalaya memiliki puncak tertinggi di dunia, yaitu Gunung Everest dengan ketinggian mencapai 8.848 meter di atas permukaan laut.
Keunikan Pegunungan Himalaya adalah pemandangan alamnya, yang terdiri dari puncak-puncak yang menjulang, gletser, lembah hijau, dan sungai yang berkelok.
Ada fakta menarik, ternyata wilayah Pegunungan Himalaya tidak dianjurkan sebagai lalu lintas udara pesawat terbang, lo.
Di seluruh wilayah Tibet, hanya ada dua bandar udara yang beroperasi, yaitu Bandara Lhasa Gonggar di Lhasa, dan Bandara Internasional Tribhuvan di Kathmandu.
Dengan hanya ada dua bandara, maka akan membahayakan proses penerbangan pesawat.
Sebab, jika sampai terjadi situasi gawat di atas pesawat, tidak ada lapangan udara yang bisa digunakan untuk mendarat.
Kemudian, jika pesawat mendarat di Lhasa maka bisa menimbulkan risiko bahaya, karena ketinggian Lhasa 3.650 meter di atas permukaan laut.
Baca Juga: Fenomena Alam Aneh di Danau Natron, Batu Bisa Mengapung di Air, Apa Sebabnya?
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR