Bobo.id - Di Bumi ini, kita sering mendengar kabar terjadinya badai di sejumlah daerah, mulai yang kecil hingga besar.
Badai besar yang terjadi di Bumi bisa berlangsung berhari-hari, bahkan bisa membuat kerusakan parah.
Yap, badai memang sering terjadi di Planet Bumi. Namun, bagaimana dengan planet lain seperti Saturnus, ya?
Siapa sangka, ternyata planet bercincin ini juga pernah mengalami badai besar seperti yang ada di Bumi, lo.
Meskipun tidak sesering Bumi, namun badai yang dihasilkan bisa puluhan kali lipat dari badai yang ada di Bumi.
Badai Besar di Saturnus
Badai besar di Saturnus terjadi 13 tahun lalu, tepatnya pada bulan Desember 2010. Bagaimana bisa tahu, Bo?
Saat itu, pesawat ruang angkasa Cassini milik NASA memang sedang mengorbit di planet bercincin ini, teman-teman.
Pesawat ruang angkasa Cassini pun mengambil pandangan barisan depan dari badai besar yang berlangsung selama 200 hari.
Badai besar yang disebut 'bintik putih besar' itu meletus setiap 20 atau 30 tahun sekali di belahan utara Saturnus.
Tak hanya sehari atau dua hari, badai besar itu menghantam Saturnus selama berbulan-bulan. Wah, lama juga, ya!
Baca Juga: Uranus Juga Memiliki Cincin seperti Saturnus, Bagaimana Bentuknya?
Para astronom disebut telah melihat enam dari badai seukuran planet ini melanda Saturnus sejak tahun 1876.
Dalam studi terbaru, disebut badai ini terbentuk akibat pemindahan gas panas dari air di dalam atmosfer Saturnus.
Dampaknya Sampai Ratusan Tahun!
Bersumber dari Live Science, badai yang terjadi di Saturnus kekuatannya sangat besar. Begitu pun dampaknya.
Bayangkan saja, badai yang terjadi 100 tahun lalu, dampaknya masih bisa terlihat di atmosfer planet hingga saat ini, lo.
Artinya, walaupun badai raksasa sudah hilang, dampaknya terhadap cuaca Saturnus berlangsung berabad-abad.
Jurnal Science Advances menyebut bahwa untuk sebagian besar waktu, atmosfer Saturnus terlihat sangat kabur.
Kini, para peneliti menggunakan teleskop radio Very Large Array di New Mexico untuk menemukan sisa bahan kimia badai 2010.
Faktanya, tim malah menemukan badai raksasa yang tercatat paling awal melanda lebih dari 130 tahun yang lalu.
Melalui panjang gelombang radio, para astronom bisa melihat sisa-sisa berbentuk gas amonia yang besar.
Hal ini membuat lapisan awal paling atas di Planet Saturnus sebagian besar terbuat dari awan es amonia, teman-teman.
Baca Juga: Kalahkan Jupiter, Para Ilmuwan Temukan 62 Bulan Baru di Sekitar Saturnus
Sementara itu, ratusan mil di bawah wilayah atmosfer yang sama, konsentrasi amonia melonjak jauh lebih tinggi.
Badai raksasa itu membawa gas amonia dari atmosfer atas Saturnus ke kedalaman atmosfer yang lebih rendah.
Planet dengan Satelit Alami Terbanyak
Beberapa waktu yang lalu, para ilmuwan telah menemukan 62 bulan baru di sekitar Planet Saturnus, lo.
Ini artinya, kini satelit alami atau Bulan yang dimiliki Planet Saturnus berjumlah 145 bulan. Banyak juga, ya!
Saat ini, Saturnus resmi menjadi planet dengan Bulan paling banyak di tata surya mengalahkan Jupiter yang punya 95 Bulan.
Menurut peneliti University British Columbia, Saturnus adalah planet pertama dan satu-satunya di tata surya dengan lebih dari 100 Bulan.
Para ilmuwan melakukan pendeteksian menggunakan data dari Teleskop Kanada-Prancis-Hawaii pada 2019-2021.
Mengapa Bulan itu baru terdeteksi, Bo?
Hal ini karena objek ruang angkasa yang menjadi satelit alami Saturnus itu terlalu kecil dan terlalu redup untuk dideteksi.
Beberapa Bulan yang lebih kecil hanya berukuran lebar 2,5 kilometer, lo. Untuk benda ruang angkasa, itu sangat kecil.
Ukurannya bahkan lebih kecil dari panjang National Mall di Washington DC. Hal ini membuat Bulan itu sulit terdeteksi.
Baca Juga: Penemuan Baru: Cincin Saturnus Perlahan Terkikis, Apa Penyebabnya?
----
Kuis! |
Kapan terakhir ada badai besar di Saturnus? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Live Science,space.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR