Selama proses kondensasi ini, molekul uap air bergabung untuk membuat tetesan air kecil yang berada di udara.
Kabut biasanya terjadi pada saat cuaca sangat lembap, karena harus ada banyak uap air di udara agar kabut terbentuk.
Jadi, selain di dataran tinggi, dataran rendah juga bisa mengalami kabut, asalkan kelembapan sedang tinggi di wilayah tersebut.
Akan tetapi, kabut juga bisa muncul ketika udara sangat kering, teman-teman.
Menurut laman nature.com, ketika udara tetap kering selama berhari-hari, awan sering tidak tampak pada siang hari.
Pada saat itulah, kabut asap tebal bisa muncul, karena partikelnya menyebarkan sinar.
Kabut pada musim kemarau terdiri dari partikel halus yang mengandung jelaga atau asap berwarna hitam.
Ini dapat terbentuk ketika polutan gas yang berasal dari berbagai emisi karbon diubah menjadi suatu materi yang dapat mengalami kondensasi.
Kabut Bukan Bagian dari Awan
Bersumber dari eartheclipse.com, kabut bukanlah awan karena komponen pembentuknya yang berbeda.
Kabut merupakan aerosol terlihat yang terdiri dari kristal es kecil atau tetesan air yang terbentuk di dekat permukaan bumi.
Baca Juga: Fenomena Alam yang Bisa Muncul Tiba-Tiba, Ini 6 Jenis Kabut yang Unik
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com,Nature |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR