Minum susu bisa dilakukan kapan saja, termasuk saat ketika merasakan pedas dari makanan tertentu.
Faktanya, susu mengandung lemak, terutama dalam bentuk lemak susu yang disebut kasein.
Lemak dapat membantu mengurangi intensitas sensasi pedas karena senyawa pedas yang disebut capsaicin (yang terdapat dalam cabai) dapat larut dalam lemak.
Ini berarti lemak dalam susu membantu melarutkan capsaicin dari lidah dan sel-sel reseptor rasa pedas di mulut kita, sehingga mengurangi sensasi pedasnya.
Selain lemak, protein dalam susu juga dapat membantu meredakan rasa pedas.
Kasein, salah satu protein utama dalam susu, dapat mengikat capsaicin dan membantu mengangkatnya dari permukaan lidah dan membran mukosa di dalam mulut.
Susu juga dapat membantu mencuci capsaicin dari permukaan lidah dan sel-sel rasa pedas di mulut kita.
Ini memberikan efek pendinginan dan penyejuk yang seolah-olah meredakan sensasi pedas.
Tidak Baik Dikonsumsi saat Diare
Susu memang bisa diminum setelah rasa pedas menyerang lidah dan perut. Namun, susu tidak boleh dikonsumsi kalau kita sudah terlanjur mengalami diare.
Ada beberapa alasan kenapa kita tidak boleh minum susu saat diare, di antaranya gangguan pencernaan laktosa, dapat mengiritiasi usus, dan berisiko terjadi kontaminasi bakteri.
Baca Juga: Mana yang Lebih Sehat, Minum Susu pada Malam atau Pagi Hari?
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR