Bobo.id - Sebagai pusat tata surya, Matahari adalah bintang karena terlahir dari awan debu yang menggumpal.
Sama seperti bintang di Bima Sakti lainnya, Matahari juga akan mengalami masa akhir kehidupannya, lo.
Bersumber dari Live Science, Matahari akan sampai akhir hidupnya dalam waktu sekitar 5 miliar tahun lagi.
Ini karena pada saat itu, bahan bakar nuklirnya habis dan tidak bisa menopang diri sendiri untuk melawan gravitasi.
Lapisan luar bintang akan menyebar dan intinya akan runtuh jadi sangat padat dan tinggal sisanya saja.
Jika keruntuhan gravitasi inti bintang selesai, maka sisa dari bintang itu akan menjadi lubang hitam. Apa itu?
Lubang hitam adalah ruang dan waktu dengan pengaruh gravitasi yang besar sehingga cahaya pun tidak ada.
Akankah Matahari Jadi Lubang Hitam?
Kalau sisa bintang bisa jadi lubang hitam, apakah Matahari akan menjadi lubang hitam ketika sudah mati?
Jawabannya sederhana, yakni tidak. Matahari tidak memiliki kemampuan untuk menjadi lubang hitam.
Pakar lubang hitam bernama Xavier Calmet menyebut bahwa Matahari tidak cukup berat untuk jadi lubang hitam.
Baca Juga: Apakah Lubang Hitam Bisa Melahap Alam Semesta? Ini Fakta Menariknya
Ada beberapa kondisi yang dapat memengaruhi apakah sebuah bintang dapat menjadi lubang hitam atau tidak.
Kondisi yang dimaksud di sini termasuk komposisinya, rotasinya, dan juga proses yang mengatur evolusinya.
Meski begitu, persyaratan utama untuk menjadi sebuah lubang hitam adalah jumlah massa yang tepat.
Untuk menciptakan lubang hitam, bintang sekarat harus meninggalkan inti bintang yang ukurannya 2-3 kali massa Matahari.
Jadi secara teoritis, jika massa Matahari dua kali massanya saat ini, ia akan berpotensi jadi lubang hitam, Bo?
Meski massanya sudah memenuhi syarat jadi lubang hitam, namun Matahari tetap tidak bisa jadi lubang hitam.
Matahari Jadi Raksasa Merah
Ketika sebuah bintang kehabisan bahan bakar nuklir di intinya, fusi nuklir masih terjadi di lapisan terluarnya.
Jadi, saat inti bintang runtuh, lapisan terluarnya mengembang dan memasuki fase raksasa merah.
Ketika Matahari menjadi raksasa merah dalam waktu sekitar 6 miliar tahun, Matahari akan meluas.
Bersumber dari Live Science, kemungkinan Matahari akan menelan planet bagian dalam dan bisa jadi Bumi termasuk.
Baca Juga: Lubang Hitam Keluar dari Galaksi Asalnya dan Melahirkan Jejak Bintang, Kok, Bisa?
Lapisan luar raksasa merah akan mendingin dan menyebar membentuk nebula planet di sekitar inti Matahari.
Bagaimana Bintang Jadi Lubang Hitam?
Bintang masif yang menciptakan lubang hitam mengalami beberapa periode keruntuhan dan kehilangan massa.
Hal ini karena pada tekanan dan suhu tinggi, bintang itu akan memadukan unsur-unsur yang lebih berat.
Ini akan berlanjut hingga inti bintang menjadi unsur terberat dan bintang itu akan meledak dalam supernova.
Menurut NASA, syarat menjadi lubang hitam adalah bintang yang 3-10 kali lebih berat daripada Matahari.
Selain beratnya, ukurannya pun juga harus besar. Diketahui, ukurannya paling tidak mencapai 100 kali Matahari!
Lubang hitam bermassa bintang yang besar dan kuat memulai prosesnya yang amat panjang. Bagaimana itu?
Ia menjadi lebih berat karena memakan gas dan debu yang ada di sekelilingnya atau di dekatnya, teman-teman.
Namun, ini tidak akan terjadi pada Matahari karena Matahari tidak akan pernah mencapai tahap peleburan besi.
Para ilmuwan menyebutkan bahwa Matahari nantinya akan menjadi katai putih, yakni bintang padat seukuran Bumi.
Jadi, Bumi tidak akan pernah tahu sensasi ditelan lubang hitam, kecuali seluruh alam semesta sudah berada di sana.
Baca Juga: Ada Lubang Hitam Raksasa yang Berubah Arah Mengarah ke Bumi, Berbahayakah?
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan lubang hitam? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR