Bobo.id - Plastik merupakan salah satu masalah paling sering dibahas ketika kita membicarakan pencemaran lingkungan.
Baik di negara maju maupun berkembang, plastik masih menjadi masalah lingkungan yang belum dapat diatasi.
Misalnya, di negara berkembang seperti wilayah Asia dan Afrika, masyarakat belum bisa mengumpulkan sampah dengan benar.
Sedangkan di negara-negara maju, tidak semua orang memahami cara mendaur ulang, sehingga sampah plastik tetap mencemari lingkungan.
Bersumber dari National Geographic, hingga tahun 2015, 79% dari 6,9 miliar ton sampah plastik yang dihasilkan manusia hanya berakhir di tempat pembuangan sampah atau lingkungan.
Apakah sampah plastik ini kemudian hanya akan berakhir di tempat pembuangan sampah?
Tentu saja tidak, sebab plastik membutuhkan waktu antara 20 sampai 500 tahun untuk terurai di tanah dan terpecah menjadi partikel yang disebut mikroplastik.
Kali ini, Bobo akan mengajak teman-teman mencari tahu fakta tentang mikroplastik. Yuk, simak!
Apa itu Mikroplastik?
Saat berada di laut, plastik akan terpecah menjadi partikel kecil karena sinar Matahari, angin, dan gelombang, disebut mikroplastik.
Menurut ilmuwan, sebuah partikel plastik bisa disebut mikroplastik jika ukurannya kurang dari 5 milimeter.
Baca Juga: Diperkirakan Ada 9.000 Metrik Ton Sampah Antariksa, Bisakah Jatuh ke Bumi?
Istilah mikroplastik diciptakan oleh Richard Thompsoin, seorang ilmuwan kelautan di Universitas Plymouth pada tahun 2004.
Mikroplastik dapat tersebar di seluruh kolom air dan sudut dunia, seperti di puncak Gunung Everest hingga palung terdalam Palung Mariana.
Sementara itu, mikroplastik yang terurai lebih kecil lagi disebut dengan mikrofiber, terkandung dalam air minum dan melayang di udara.
Jadi, sebenarnya mikroplastik ini ada di mana saja, berdampingan dengan kehidupan seluruh makhluk hidup.
Penemuan Mikroplastik dalam Tubuh Manusia
Baru-baru ini, tepatnya pada tahun 2022, para ilmuwan dari Belanda dan Inggris menemukan partikel plastik kecil di dalam tubuh manusia.
Penemuan ini diperoleh ketika para ilmuwan memeriksa paru-paru seseorang.
Meski hingga sekarang, para ilmuwan belum tahu pengaruh mikroplastik dalam tubuh, akan tetapi ini menunjukkan bahwa mikroplastik sudah bercampur dengan udara yang kita hirup.
Selain itu, ada juga ditemukan partikel plastik sangat kecil menembus jauh ke dalam sel tubuh.
Faktanya, mikroplastik bisa kita temukan di dalam garam, minuman, sayuran segar, bahkan makanan yang kita konsumsi sehari-hari.
Semakin banyak sampah plastik yang dihasilkan manusia, maka semakin bertambah pula jumlah mikroplastik di lingkungan.
Baca Juga: Kenapa Lalat Suka Tinggal di Tempat yang Kotor? Ini Fakta Menariknya
Diperkirakan, plastik akan tetap berada di lingkungan selama 450 tahun hingga selamanya, karena sulit terurai.
Ada Triliunan di Lautan
Menurut data perhitungan yang dilakukan ilmuwan Jepang dari Universitas Kyushu pada tahun 2021, diperkirakan ada 24,4 triliun mikroplastik di lautan kita.
Jumlah ini setara dengan 30 miliar botol air berukuran setengah liter.
Diketahui, sebagian besar sampah plastik di lautan, mengalir dari daratan hingga terbawa ke laut melalui sungai-sungai besar.
Begitu sampai di laut, sampah plastik tertinggal di perairan pantai, diangkut ke daratan lainnya.
Para ilmuwan menemukan barang-barang plastik dari Rusia, Amerika Serikat, Eropa, Amerika Selatan, Jepang, dan Tiongkok dapat dibawa hingga ke Pasifik Selatan karena arus laut.
Faktanya, pada tahun 2020, sekitar 367 juta metrik ton plastik telah diproduksi manusia menjadi benda-benda yang kita gunakan setiap hari.
Jika terus dibiarkan, maka jumlah dapat meningkat tiga kali lipat pada tahun 2050.
----
Kuis! |
Berapa lama plastik bisa terurai? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR