Uniknya, fenomena gerhana matahari 'Cincin Api' dengan durasi terlama yakni di lepas pantai Nikaragua, Teluk Meksiko.
Meski menarik untuk dilihat, semua orang dilarang untuk melihat ke arah matahari saat gerhana sedang berlangsung.
Kita perlu menggunakan kacamata gerhana matahari, kamera, teleskop, atau teropong dengan filter matahari di depan lensanya.
Sementara itu, NASA memutuskan akan meluncurkan roket ke bayangan gerhana matahari cincin tersebut.
NASA akan meluncurkan tiga roket dari White Sands Missile Range di New Mexico, kemudian menuju targetnya yaitu ionosfer bumi.
Peluncuran roket ini bertujuan untuk mengukur perubahan atmosfer selama gerhana, dengan misi yang dinamakan Atmospheric Perturbations around the Eclipse Path (APEP).
Mengapa Gerhana Matahari Bisa Diprediksi?
Fenomena gerhana matahari 'Cincin Api' yang akan terjadi 14 Oktober mendatang termasuk fenomena astronomi yang sangat dinanti pada tahun 2023 ini.
Sebab, menurut prediksi para ilmuwan, kita akan melihat pemandangan tersebut lagi pada 2 Oktober 2024.
Pada saat itu, gerhana matahari 'Cincin Api' akan terlihat dari Samudra Pasifik, Chili bagian selatan, dan Argentina bagian selatan.
Baca Juga: Mengapa Planet Luar Memiliki Lebih Banyak Satelit Alami? Ini Alasannya
Gerhana tersebut akan berlangsung selama 7 menit 25 detik, dengan tempat terbaik menikmatinya yaitu di Pulau Paskah.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | space.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR