Nama Tuanku Imam Bonjol pun didapat setelah Muhammad Shahab belajar ilmu agama dan perang dengan Tuanku Nan Renceh saat berada di Minangkabau.
Pada saat itu, terjadi perseteruan antara Kaum Padri dan Adat mengenal masalah agama.
Dalam perseteruan itu, Tuanku Nan Tenceh menunjuk Muhammad Shahab menjadi imam atau pemimpin untuk Kaum Padri di Bonjol. Nah, itu yang kemudian membuat nama Tuanku Imam Bonjol lebih dikenal banyak orang.
Namun peran yang terjadi antara dua suku ini berubah dan membuat Kaum Padri dan Adat bersatu untuk melawan Belanda.
Pada perlawanan itu, Tuanku Imam Bonjol tetap menjadi pemimpin yang melakukan penyerangan yang akhirnya ditangkap dan dipindahkan ke Ambon hingga wafat pada 8 November 1864.
Tokoh lain yang terlibat dalam Perang Padri adalah Tuanku Pasaman.
Ia merupakan salah satu dari Harimau Selapan yang memimpin gerakan Padri.
Sosok Tuanku Pasaman bertanggung jawab pada serbuan pasukan ke istana Pagaruyung yang puncaknya terjadi pada tahun 1815
Serangan ini menjadi awal dari konflik Padri sebelum terlibatnya Belanda dan peperangan berubah.
Tuanku Nan Renceh merupakan ulama besar yang menjadi pemimpin gerakan sekaligus panglima perang pada Perang Padri.
Pada mulanya, Tuangku Nan Renceng merupakan generasi pertama yang melakukan dakwah haji dan menuntut ilmu di Mekah pada tahun 1803.
Baca Juga: Mengenal Perang Saudara di Majapahit, Penyebab hingga Dampak yang Ditimbulkan
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR