Setelah kembali dari Mekah, Tuanku Nan Renceh membuat sebuah gerakan yang menganjurkan kembali ke syariat berdasarkan ajaran yang didapatnya.
Dengan keberanian dan kecerdasannya, ia menjadi tokoh yang disegani di seluruh pelosok Minangkabau.
Ia juga berjasa dalam menyebarkan ide gerakan Padri kepada para pembesar Minangkabau.
Namun, Tokoh Tuangku Nan Renceh wafat pada tahun 1832 di kampungnya karena sakit yang saat itu bertepatan dengan peperangan yang sudah meluas dibawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol.
Tokoh terkenal lain dari peristiwa Perang Padri adalah Tuanku Tambusari yang lahir di Dalu-Dalu, Rokan, Riau, pada 5 November 1784.
Tokoh yang bernama asli Muhammad Saleh ini belajar agama di Bonjol dan Raos, Sumatra Barat dari ulama besar yang kemudian membuatnya menyebarkan agama Islam di tanah kelahirannya.
Saat Perang Padri, Tuanku Tambusai memimpin pasukan gabungan Lubuk Sikaping, Dalu-Dalu, Padang Lawas, Angkola, Mandailing, dan Natal untuk melawan Belanda.
Bahkan saat daerah Bonjol jatuh ke tangan Belanda, Tuangku Tambusai dan pasukannya berhasil merebutnya kembali.
Karena kekuatannya, Belanda menjuluki Tuangku Tambusai sebagai De Padrische Tijger van Rokan atau Harimau Padri dari Rokan.
Dalam peperangan yang mulai melemah, Tuangku Tambusai berhasil melarikan diri dan akhirnya wafat di Seremban, Malaysia pada 12 November 1882.
Nah, itu empat tokoh penting dan luar biasa dalam Perang Padri yang terjadi di Sumatra Barat.
Baca Juga: 3 Penyebab Kegagalan Kerajaan Mataram dalam Melawan VOC, Materi Sejarah
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR